Selasa, 15 Februari 2011

Bermain layang layang


Suatu kali saya duduk di depan rumah sambil melihat canda dan tawa anak – anak SD yang sedang asik bermain layang – layang di hari liburnya. Ketika layang – layang sudah mulai naik, saya menjadi heran dan penasaran, kenapa layang – layang bisa mengudara setinggi itu? Saya mendatangi kumpulan anak – anak tersebut dan saya dapati 1 anak yang sedang sibuk menarik narik benangnya. Saya ambil alih benang itu, saya coba tarik benang itu dan mencoba berbuat seperti yang anak – anak lain kerjakan. Semakin saya tarik dan ulur, layang – layang yang tadinya cuma setinggi pohon kelapa samping rumah, menjadi semakin tinggi dan mengudara dengan layang – layang lainnya. Sejenak saya diam dan tidak menarik atau mengulur layangan itu. Saya penasaran apakah yang akan terjadi jika saya cuma diam dan tidak melakukan apa – apa dengan benang atau layang – layang yang sudah mengudara itu?? Yang terjadi adalah benang semakin kendor, layang – layang semakin turun. 1 anak yang punya layang – layang itu pun mulai menegor saya, ”mbak ojo meneng tok!! Mengko layang – layange tibo nyangkut wit! Nek tanganmu kesel benange di ukel alon-alon wae…” (Jangan hanya diam saja, nanti layangannya tersangkut di pohon! Kalau capek, benangnya digulung pelan-pelan) kata anak itu sambil mengulur ulur layang – layang milik adeknya. Saya cuma tertawa melihat ekspresi anak itu sambil menggoda dia tanpa memperhatikan benang yang ada ditangan saya sampai akhirnya layang – layang itu nyangkut di antine televisi tetangga saya. Saya merasa bersalah dan panik karena itu bukan layang – layang milik saya. Dengan nada menghibur saya berkata kepada pemilik layang layang itu, “dek, santai wae..iki layang – layangmu mengko tak ganti duit, tukuo meneh ya..” (Dik, santai saja, layanganmu saya ganti dengan uang, nanti beli lagi ya). Anak itu mengangguk sambil tersenyum kepada saya. Setelah semuanya bubar, saya mencoba menarik – narik benang yang nyangkut di antine itu, saya tarik, saya gulung dan saya putuskan benang yang masih nyangkut. Lalu saya bawa pulang gulungan benang itu tanpa layang – layangnya karena masih nyankut di antine.

Dari cerita layang – layang ini, saya mendapatkan 2 hal yang juga menjadi perenungan saya secara pribadi. Yang pertama, kisah layang – layang yang saya tarik ulurkan dan sudah mengudara di atas diumpamakan iman kita. Ketika iman percaya sudah kita miliki namun kita tidak berbuat apa – apa untuk untuk mempertahankan iman itu, bahkan hanya diam saja, maka lama kelamaan kadar iman kita akan menjadi tidak stabil bahkan menurun seperti layang – layang tadi. Saat iman ini mulai turun, ketika kita tersangkut dalam suatu masalah, kita akan lebih mudah ikut terjerat dalam permasalahan itu hingga menjadi bingung dengan apa yang harus kita lakukan. Padahal jika kita tetap selalu menjaga iman kita, saya percaya bahwa masalah apapun yang Tuhan ijinkan terjadi, pasti bisa kita hadapi karena Tuhan sudah siapkan jalan keluar untuk setiap permasalahan kita. Yang kedua, kisah layang – layang yang tersangkut di antena itu diumpamakan masalah kita. Ketika saya mencoba memutuskan benang layang – layang itu, saya bawa pulang benangnya, saya pikir masalah sudah selesai. Namun bisa kita lihat bahwa layang – layang itu masih tetap nyangkut di antine itu. Saat kadar iman kita sedang menurun atau drop, seringkali kita bergerak dan memutuskan masalah itu sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Kita menganggap bahwa apa yang kita lakukan itu sudah benar dan akan menyelesaikan masalah. Tapi apakah masalah itu bisa selesai dengan tuntas tanpa masalah baru? Mari belajar melibatkan Tuhan dalam setiap masalah, masalah besar dan masalah kecil sekalipun. Tuhan kita mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Mari jadikan tahun ini, menjadi semangat yang baru untuk semakin memupuk iman percaya yang kita miliki. Sehingga saat Tuhan ijinkan malasah dan persoalan terjadi, kita mampu menghadapi karena kita punya Yesus yang luar biasa. Remember, faith without works is nothing. (sdr Ning)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger