Jumat, 12 Agustus 2011

Sense Of Crisis

(1 korintus 7:29-30)

Saudara, di rubrik artikel ini saya mengajak Saudara semua untuk membayangkan andai Anda adalah seorang pegusaha, usaha Anda sangat maju dan berhasil mendapatkan banyak keuntungan dari usaha itu. Nah Saudara, suatu hari Anda datang kepada seorang konsultan bisnis yang sangat terkenal dan sangat mahir dalam melakukan analisa bisnis. Anda memberikan semua data yang diperlukan dan tanpa Anda bayangkan sebelumnya, sang analisis mengatakan bahwa usaha Anda hanya akan bertahan selama 1 tahun terakhir dan setelah itu usaha Anda akan ditinggalkan konsumen karena barang yang kita tawarkan bersifat seasonal atau musiman. Nah Saudara, apa yang akan Anda lakukan bila hal ini terjadi??? Apakah Anda akan pasrah saja dan menunggu usaha Anda bangkut tanpa melakukan apapun? Atau Anda sudah mulai mengemasi barang Anda dan memilih tidak melakukan penjualan karena Anda tahu bahwa sebentar lagi usaha Anda akan bangkrut?? Seorang pengusaha yang baik, dia akan memanfaatkan waktu 1 tahun sisa ini dengan melakukan penjualan sebanyak – banyaknya, selama masih ada waktu untuk melakukannya.

Saudara yang terkasih dalam Tuhan, sense of crisis terkadang kita perlukan dalam kehidupan kita. Sense of crisis berarti pandangan tentang “krisis” yang terjadi dalam kehidupan kita. Kita harus tahu bagaimana kita menanggapi krisis yang sedang terjadi atau akan terjadi dalam kehidupan kita. dalam kehidupan rohani kita, krisis apa yang harus kita ciptakan dan sadari?? Pertama, kita harus sadar bahwa waktu yang ada sudah tidak akan lama lagi. Sudah banyak kita mendengar nubuatan dan pesan Tuhan yang mengarah kepada hal itu. Kedua, keadaan dunia ke depan tidak akan lebih baik. Ketiga, Seberapa layak aku bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga? Keempat, sudahkan aku mengerjakan keselamatanku? Saudara, 4 hal itu hanyalah sebagian kecil dari krisis yang harus

selalu kita ciptakan dalam kehidupan rohani kita, supaya kita menggunakan waktu yang ada dengan sebaik baiknya.

Saudara, bila kita sudah sadari bahwa ada krisis yang terjadi, apa saja yang bisa kita lakukan dalam menggunakan waktu yang ada dengan sebaik – baiknya?? Ayat kita di atas mengajarkan banyak hal kepada kita, bagaimana kita menanggapi waktu yang sudah singkat ini dan menanggapi “krisis” dalam hidup rohani kita.

1. Orang beristri berlaku seolah olah tidak beristri.

Saudara yang terkasih, jangan kita menelan Firman Tuhan tanpa kita tahu makna yang sesungguhnya dari Firman Tuhan tersebut. Yang dimaksudkan di poin pertama ini bukan berarti semua suami harus menceraikan istrinya. Itu salah! Yang perlu dilakukan adalah “jangan berfokus kepada perkara duniawi”. Hal ini ditegaskan di ayat yang ke 33-34. Di waktu yang singkat ini jangan lagi berfokus kepada semua perkara dunia saja. Di krisis yang terjadi ini belajarlah untuk mulai memikirkan perkara sorgawi, perkara rohani yang mungkin selama ini kita abaikan. Mencari kerajaan Allah dan semua kebenarannya (Matius 6:33). Itulah yang harus kita lakukan sekarang ini. karena dunia dengan segala keindahan dan kesenangannya akan binasa. Berapa persen perkara rohani dalam hidup kita dibandingkan dengan perkara duniawi dalam hidup kita?? Hanya Anda dan Tuhan yang tahu jawabannya.

2. Orang menangis seolah olah tidak menangis.

Apakah bisa seorang yang sedang menangis merasa bahwa dirinya tidak menangis?? Tuhan inginkan dari poin ke-2 ini adalah bahwa dalam menjalani sisa waktu dan menjalani krisis dalam hidup kita, “Kita tidak larut dan tenggelam dalam segala macam kesedihan kita”. Dalam hidup kita, tidak bisa dipungkiri bahwa sangat banyak bahkan mungkin terlalu banyak masalah dan problem yang bisa membuat kita sedih dan terluka dan patah semangat, namun SEKARANG BUKAN WAKTUNYA LAGI KITA LARUT DALAM KESEDIHAN. Jangan fokus kepada kesedihan kita sekarang ini, karena dengan meratap kita tidak akan mendapatkan apapun, namun bila kita bangkit dan memperbaiki semua yang kurang baik, justru hal itulah yang terbaik.

3. Orang yang bergembira seolah – olah tidak bergembira.

Berkebalikan dari poin yang ke-2, poin ke-3 ini juga terasa aneh bila kita menelan Firman tanpa menghayati maksudnya. Saudara, poin ke-3 ini mengajak kita untuk tidak larut dalam segalam macam kesenangan kita. Segala macam hal yang selama ini membuat kita nyaman. Apakan benar kenyamanan itu sesuai dengan kehendak Tuhan?? Bila hal itu tidak sesuai dengan apa yang Tuhan mau, maka berubahlah selama masih ada waktu yang tersisa. Selama ini mungkin hidup kita sudah terasa bahagia dengan apa yang ada pada kita, namun bukan berarti kita merasa cukup. ”Jangan berpuas diri!” . Lihatlah masih begitu banyak hal yang bisa kita lakukan untuk orang lain dan untuk memuliakan nama Tuhan.

4. Orang yang membeli seolah olah tidak mempunyai apa yang mereka beli.

Poin ke-4 ini mengajak kita untuk peduli kepada orang lain sebagai penerapan dari hukum kasih yang ke-2 yaitu mengasihi sesama kita. Tuhan menghendaki ketika kita membeli/mendapatkan sesuatu, kita tidak menganggapnya sebagai milik kita. Lantas milik siapa?? Bukankah bila kita membeli sesuatu, maka itu artinya kita yang memiliki barang tersebut?? Tuhan ajarkan kepada kita, apa yang kita dapatkan dan kita beli, anggap itu sebagai “milik bersama”. Namun bukan berarti ketika kita membeli sesuatu, maka kita langsung memberikannya kepada orang lain. Tuhan hanya ingin melihat seberapa peduli kita kepada orang lain dan menjadi orang yang “tidak egois”.

Saudara, 4 hal di atas mengajak kita secara nyata untuk melakukan hukum kasih. Bukan hanya berfokus kepada diri sendiri dan semua kesenangan diri sendiri. Semua yang dunia berikan dan tawarkan akan binasa, tapi apa yang berasal dari Tuhan adalah kekal. Sebab itu Saudara, waktunya sudah singkat!! Krisis itu sedang datang!! Lakukan yang terbaik dalam diri kita selama masih ada kesempatan. Jangan sampai kita ada dalam keadaan yang tidak siap bila Yesus kembali di waktu yang kita tidak tahu.


Author : Theodorus Miraji Penyiar Radio - Suara Agape FM



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger