Sebelum membahas lebih lanjut tentang apa yang jadi judul EL-A Biblica pada bulan ini, kita akan sedikit membahas tentang bonus. Jadi Saudara bisa mengerti salah satu sikap bias (melenceng) yang muncul dalam perilaku keuangan yaitu Mental Accounting.
Bulan Desember ini adalah bulan yang paling ditunggu oleh hamper seluruh umat manusia didunia. Tidak hanya umat Nasrani yang merasakan bulan desember ini adalah bulan yang special karena adanya hari Natal, tapi saudara-saudara kita yang memiliki keyakinan lain pun sangat menantikan bulan ini. Ada beberapa alasan mengapa banyak orang sangat menantikan bulan ini antara lain :
1. Saatnya masa dimana bonus akan dibagikan pada para karyawan sebagai jerih lelah karyawan sepanjang tahun.
2. Saatnya masa dimana karyawan dapat merasakan liburan panjang (tentunya selain liburan panjang saat lebaran). Pada bulan Desember biasanya perusahaan memberikan liburan kurang lebih satu minggu pada karyawannya menjelang penutupan tahun.
Jadi memang tidak salah jika bulan Desember ini sangat dinantikan banyak orang untuk meluapkan kebahagiaan mereka. Masa-masa menjelang akhir tahun seperti sekarang memang paling enak dipakai untuk berkhayal soal bonus alias pendapatan tambahan. Beberapa orang sudah mulai memikirkan bonus akhir tahun bakal dipakai buat beli apa. Tetapi berhati-hatilah dalam membelanjakan bonus (apalagi dipakai foya-foya). Karena bonus kodratnya adalah pendapatan yang sifatnya tidak pasti dan tidak berkesinambungan.
Dalam Ilmu Keuangan ada prinsip bahwa “uang yang diperoleh dengan cepat akan dihabiskan dengan sangat cepat pula.” Pada saat-saat seperti inilah biasanya banyak orang yang akan terjangkit Mental Accounting. Mental Accounting adalah keadaan dimana seseorang memperlakukan uangnya dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan berdasar criteria tertentu seperti yang umumnya dilakukan oleh para akuntan (pengelompokan menjadi pendapatan, HPP, Biaya Administrasi dan Umum, Biaya Operasional, Pendapatan lain-lain, Biaya lain-lain). Pada saat menerima bonus banyak orang yang tidak dapat melihat bahwa sesungguhnya uang bonus adalah uang yang sama dengan uang yang berasal dari gaji. Sehingga ketika mendapat bonus secara tidak sadar tertanam dalam pikiran bahwa bonus tersebut adalah pendapatan lain-lain yang akan digunakan untuk kepentingan lain-lain pula. Inilah mengapa banyak orang dapat menghabiskan bonusnya dalam sekejap mata.
Berbeda dengan gaji tetap.Tiap orang menanamkan dalam pikirannya bahwa gaji tetap adalah pendapatan yang akan digunakan untuk kepentingan operasional. Sehingga gaji tetap ini akan dimanfaatkan dengan seefektif mungkin agar dapat mencukupi keperluan satu bulan.
Lalu pertanyaannya adalah apakah kita terjangkit Mental Accounting dalam memanfaatkan bonus kita? Silahkan Saudara sendiri yang menjawab.
Oleh karena itu berikut ini adalah sedikit tips yang dapat kita lakukan untuk terhindar dari sikap Mental Accounting ini :
1. Utamakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (Ibrani 13:5)
Dalam Ibrani 13:5 dikatakan dengan jelas bahwa Tuhan meminta kita untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang kita punya. Jadi jelas bahwa Tuhan tidak mengajarkan kita untuk membeli sesuatu dengan uang yang tidak kita punya. Jadi jika ada kebutuhan yang lebih penting daripada sekedar membeli baju baru, maka penuhilah kebutuhan tersebut lebih dulu.
2. Jangan lupa bahwa bonus juga harus diperhitungkan dalam persembahan perpuluhan (Maleakhi 3:8-10)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa telah banyak orang menipu Tuhan dalam hal perpuluhan. Mungkin kita bisa membohongi pendeta kita dengan berkata kita tidak mendapat bonus sehingga kita tidak harus membayar perpuluhan atas bonus tersebut. Tapi dapatkah kita menipu Tuhan dan berkata kita tidak mendapatkan bonus? Karena itu sisihkanlah 10% dari bonus yang engkau terima, karena itu adalah milik Allah.
3. Utamakan membayar hutang terlebih dahulu (Imamat 25:17)
Tips ketiga ini memang bertentangan dengan prinsip keuangan karena prinsip keuangan terkait pembayaran hutang adalah “menunda pembayaran hutang sebisa mungkin, dan mempercepat penagihan piutang secepat mungkin. ”Namun hal ini tidak berlaku bagi iman Kristen, karena ketika kita menunda pembayaran hutang kita, kita akan merugikan orang lain. Selain itu mempercepat pembayaran hutang juga akan membuat tidur kita lebih nyenyak bukan?
4. Jangan terburu-buru menghabiskan bonus karena mungkin Tuhan ingin menjadikan kita sebagai saluran berkat bagi orang lain
Orang yang memiliki kasih besar tidak berusaha mencapai kebahagiaan bagi dirinya sendiri, orang yang memiliki kasih besar akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar jika dapat membuat orang lain merasakan kebahagiaan. Karena itu manfaatkan bonus kita untuk menjadi berkat bagi orang lain
Jadi manfaatkanlah bonus yang didapatkan dengan sebaik-baiknya. Karena jika kita mampu mengelola berkat yang Tuhan berikan dengan baik, Tuhan pasti akan mempercayakan berkat yang lebih besar lagi bagi kita. Selamat menikmati bonus Natal Anda! TUHAN MEMBERKATI. GBU…. d^_^b
Bulan Desember ini adalah bulan yang paling ditunggu oleh hamper seluruh umat manusia didunia. Tidak hanya umat Nasrani yang merasakan bulan desember ini adalah bulan yang special karena adanya hari Natal, tapi saudara-saudara kita yang memiliki keyakinan lain pun sangat menantikan bulan ini. Ada beberapa alasan mengapa banyak orang sangat menantikan bulan ini antara lain :
1. Saatnya masa dimana bonus akan dibagikan pada para karyawan sebagai jerih lelah karyawan sepanjang tahun.
2. Saatnya masa dimana karyawan dapat merasakan liburan panjang (tentunya selain liburan panjang saat lebaran). Pada bulan Desember biasanya perusahaan memberikan liburan kurang lebih satu minggu pada karyawannya menjelang penutupan tahun.
Jadi memang tidak salah jika bulan Desember ini sangat dinantikan banyak orang untuk meluapkan kebahagiaan mereka. Masa-masa menjelang akhir tahun seperti sekarang memang paling enak dipakai untuk berkhayal soal bonus alias pendapatan tambahan. Beberapa orang sudah mulai memikirkan bonus akhir tahun bakal dipakai buat beli apa. Tetapi berhati-hatilah dalam membelanjakan bonus (apalagi dipakai foya-foya). Karena bonus kodratnya adalah pendapatan yang sifatnya tidak pasti dan tidak berkesinambungan.
Dalam Ilmu Keuangan ada prinsip bahwa “uang yang diperoleh dengan cepat akan dihabiskan dengan sangat cepat pula.” Pada saat-saat seperti inilah biasanya banyak orang yang akan terjangkit Mental Accounting. Mental Accounting adalah keadaan dimana seseorang memperlakukan uangnya dengan melakukan pengelompokan-pengelompokan berdasar criteria tertentu seperti yang umumnya dilakukan oleh para akuntan (pengelompokan menjadi pendapatan, HPP, Biaya Administrasi dan Umum, Biaya Operasional, Pendapatan lain-lain, Biaya lain-lain). Pada saat menerima bonus banyak orang yang tidak dapat melihat bahwa sesungguhnya uang bonus adalah uang yang sama dengan uang yang berasal dari gaji. Sehingga ketika mendapat bonus secara tidak sadar tertanam dalam pikiran bahwa bonus tersebut adalah pendapatan lain-lain yang akan digunakan untuk kepentingan lain-lain pula. Inilah mengapa banyak orang dapat menghabiskan bonusnya dalam sekejap mata.
Berbeda dengan gaji tetap.Tiap orang menanamkan dalam pikirannya bahwa gaji tetap adalah pendapatan yang akan digunakan untuk kepentingan operasional. Sehingga gaji tetap ini akan dimanfaatkan dengan seefektif mungkin agar dapat mencukupi keperluan satu bulan.
Lalu pertanyaannya adalah apakah kita terjangkit Mental Accounting dalam memanfaatkan bonus kita? Silahkan Saudara sendiri yang menjawab.
Oleh karena itu berikut ini adalah sedikit tips yang dapat kita lakukan untuk terhindar dari sikap Mental Accounting ini :
1. Utamakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari (Ibrani 13:5)
Dalam Ibrani 13:5 dikatakan dengan jelas bahwa Tuhan meminta kita untuk mencukupkan diri kita dengan apa yang kita punya. Jadi jelas bahwa Tuhan tidak mengajarkan kita untuk membeli sesuatu dengan uang yang tidak kita punya. Jadi jika ada kebutuhan yang lebih penting daripada sekedar membeli baju baru, maka penuhilah kebutuhan tersebut lebih dulu.
2. Jangan lupa bahwa bonus juga harus diperhitungkan dalam persembahan perpuluhan (Maleakhi 3:8-10)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa telah banyak orang menipu Tuhan dalam hal perpuluhan. Mungkin kita bisa membohongi pendeta kita dengan berkata kita tidak mendapat bonus sehingga kita tidak harus membayar perpuluhan atas bonus tersebut. Tapi dapatkah kita menipu Tuhan dan berkata kita tidak mendapatkan bonus? Karena itu sisihkanlah 10% dari bonus yang engkau terima, karena itu adalah milik Allah.
3. Utamakan membayar hutang terlebih dahulu (Imamat 25:17)
Tips ketiga ini memang bertentangan dengan prinsip keuangan karena prinsip keuangan terkait pembayaran hutang adalah “menunda pembayaran hutang sebisa mungkin, dan mempercepat penagihan piutang secepat mungkin. ”Namun hal ini tidak berlaku bagi iman Kristen, karena ketika kita menunda pembayaran hutang kita, kita akan merugikan orang lain. Selain itu mempercepat pembayaran hutang juga akan membuat tidur kita lebih nyenyak bukan?
4. Jangan terburu-buru menghabiskan bonus karena mungkin Tuhan ingin menjadikan kita sebagai saluran berkat bagi orang lain
Orang yang memiliki kasih besar tidak berusaha mencapai kebahagiaan bagi dirinya sendiri, orang yang memiliki kasih besar akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar jika dapat membuat orang lain merasakan kebahagiaan. Karena itu manfaatkan bonus kita untuk menjadi berkat bagi orang lain
Jadi manfaatkanlah bonus yang didapatkan dengan sebaik-baiknya. Karena jika kita mampu mengelola berkat yang Tuhan berikan dengan baik, Tuhan pasti akan mempercayakan berkat yang lebih besar lagi bagi kita. Selamat menikmati bonus Natal Anda! TUHAN MEMBERKATI. GBU…. d^_^b
Author : Made Hizkia EL-A YOUTH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini