2 Korintus 7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.
Shalom..
Saudara, Allah kita merupakan Allah yang kudus dan mulia. Dia mengashi anak-anakNya dan menjaganya seperti biji mata-Nya sendiri. Dia telah menebus kita dengan harga yang sangat mahal, sehingga kita menjadi kepunyaan-Nya yang telah dimerdekaan dari segala perhambaan dan keterikatan dosa (Galatia 5:1). Tuhan selalu memproses dan mengajar setiap anak-anakNya agar kita bisa menjadi seperti emas yang murni. Dan melalui firmanNya kita tahu apa yang baik dan harus kita lakukan. Firman Tuhan merupakan pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Oleh karena itu mintalah hikmat dan kerendahan hati untuk dapat memahami setiap firmanNya dengan benar.
Judul artikel diatas sebetulnya merupakan suatu pernyataan dan ajakan bagi setiap kita yang sungguh-sungguh dalam Yesus untuk tetap berdiri dalam kebenaran Firman Tuhan di tengah dunia yang sedang dilanda krisis iman dan moral. Dengan harapan kita bisa semakin kuat dan menjadi terang bagi dunia ini (Matius 5:14), Ini merupakan keuntungan ganda bagi setiap kita. Melalui artikel ini juga saya ingin mengajak setiap Saudara yang belum menikah untuk memagari diri kita dari dosa percabulan dan menjaga kekudusan sesuai dengan firman Tuhan.
Masa lalu saya yang jauh dari kekudusan mendorong saya untuk menyaksikan dan mengingatkan setiap kita untuk kembali menjaga kekudusan kita. Ini bukan berarti saya sudah menjadi paling baik, tetapi biarlah kita saling menguatkan dalam kasih Tuhan. Karena dosa selalu mengintai kita dan menunggu saat kita lemah, bahkan dalam Lukas 4:13 mencatat bahwa iblis menunggu waktu yang baik. Tentu saja baik bagi iblis berarti buruk bagi kita.
“No sex before marriage” berarti kita menolak dengan tegas untuk tidak melakukan hubungan intim sebelum menikah. Dan “No kissing before marriage” berarti kita tidak melakukan ciuman (dengan hawa nafsu) sebelum menikah. Mungkin kalimat yang kedua dari judul diatas terlalu nyentrik atau frontal, tetapi didalam Tuhan kita tidak boleh bernegosiasi dengan dosa. Kita tidak bisa bermain-main dengan api karena bisa saja kita terbakar. Ini semua kita lakukan agar kekudusan kita tetap terjaga dimata Tuhan dan terlepas dari dosa percabulan.
Sex dan kissing disini diartikan bahwa kita melakukannya secara sadar dan tidak bisa menahan diri kita sendiri. Sehingga dengan kata lain kita terpengaruh oleh nafsu kita. Pokok yang ditekankan disini adalah PENGUASAAN ATAU PENGENDALIAN DIRI. Kita tidak akan membahas tentang pelecehan atau sejenisnya dimana hal itu terlepas dari kemauan diri sendiri, karena hal itu sangatlah berbeda.
Mungkin dijaman sekarang yang serba bebas dan modern orang akan sulit berkata seperti itu secara lantang. Bisa-bisa kita dibilang sok-sok’an, ketinggalan jaman, ndeso, sok suci ataupun kata-kata sinis yang lain. Tetapi bisa kita lihat sendiri pada sekarang ini bahwa anak belasan tahun sudah berani berpacaran secara ekstrim. Bukan hanya bergandengan tangan atau saling bertatap muka, tapi mereka berani berpelukan didepan umum dan bahkan lebih jauh lagi. Memang ini sudah menjadi rahasia umum dan sangat memprihatinkan. Bahkan kebanyakan orang akan berkata itu wajar dan tidaklah salah. Tetapi apakah benar demikian? Mari kita kembali kepada hati nurani kita sendiri. Dulu saya pernah melakukan ciuman dengan alasan karena sayang, tapi sejujurnya nafsu sayalah yang berkuasa atas diri saya. Saya sedih dan malu jika ingat hal itu. Kebanyakan orang menggunakan alasan “SAYANG” untuk menutupi nafsu yang berkuasa atas dirinya. Tentu saja saya tidak bisa menghakimi semua orang, termasuk Saudara. Tetapi sekali lagi mari dengar apa kata hati Saudara.
Menurut Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2010 menunjukkan, 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pra nikah. Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pra nikah juga dilakukan beberapa remaja. Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan. Bagaimana dengan kehamilan yang tidak diinginkan? Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen mengalamai kehamilan sebelum menikah (sumber data www.detiknews.com). Woow!! Sangat mengerikan. Ini merupakan fakta yang harus dipahami dan bukan untuk ditutup-tutupi.
Kenapa sih perlu menjaga kekudusan??? Perlu kita ingat lagi bahwa Tubuh kita adalah bait Allah dan anggota Kristus yang harus dijaga kekudusannya (1 Korintus 6:15). Kudus berarti suci dan suci berarti tidak bercela, bisakah hal yang kudus disandingkan dengan yang bercela? Hal ini seperti terang dan gelap yang tak mungkin bersatu. Memang benar didalam pertobatan kita Tuhanlah yang telah menebus dosa kita sehingga kita menjadi tidak bercela dan tidak bernoda. Tetapi saat kita tidak bisa menjaga kekudusan kita dan terhanyut dalam nafsu maka kita ada dalam perhambaan dosa. Bisakah kita datang pada yang maha kudus dalam keadaan dibawah kendali dosa? Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah tanpa kekudusan (Ibrani 12:14).
Sifat dari dosa adalah mengejar dan mengikat, sekali Saudara mencobanya maka dosa akan berusaha membelenggu Saudara. Jangan coba-coba dan main-main dengan dosa! Keluar dan terlepas dari belenggu dosa tidaklah semudah yang kita kira. Karena saya melihat banyak anak-anak Tuhan yang menganggap enteng masalah ini, sehingga tidak sedikit yang telah jatuh dalam dosa seperti ini. Roh memang penurut tapi daging lemah (Matius 26:41). Sehingga akan lebih bijak jika kita selalu berjaga-jaga dan melatih hidup kita. Dosa ini mungkin tidak terlihat atau diketahui orang lain selain diri sendiri dan pasangannya. Tetapi pada dasarnya percabulan merupakan penghinaan pada diri sendiri, karena kita telah berdosa terhadap diri kita sendiri (1 Korintus 6:18).
Dan janganlah sekarang kamu berkata pula bahwa sudah terlambat, sudah tercemar atau sudah tidak bisa lepas lagi. Karena Tuhan selalu respek memberi kekuatan terhadap anak-anakNya yang bersungguh-sungguh dalam pertobatan dan tidak lagi mengingat kesalahanmu yang telah lalu. Demikian pula kasih Kristus yang telah bekerja dalam hidup saya. Di dalam Yohanes 8:11, Yesus mengatakan kepada seorang perempuan yang kedapatan telah berzinah "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang". Sungguh Allah yang luar biasa dan penuh kasih, itulah Allah yang kita sembah.
Hidup sesuai firman Tuhan memang tidak mudah, Tetapi Tuhanlah yang selalu menguatkan dan membuat kita mampu melakukannya. Hidup sebagai anak Tuhan juga bukan perkara yang mudah karena ada tanggung jawab yang harus kita pikul. Jadikan kehidupan kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Dan biarlah melalui kehidupan kita nama Tuhan dipermuliakan, itulah kesaksian yang sempurna. Saya berdoa agar setiap kita bisa dimampukan Tuhan untuk selalu berdiri sesuai kebenaranNya. Tuhan Yesus memberkati.
Author : Tri Wahyu K - Mahasiswa FEB UKSW
Shalom..
Saudara, Allah kita merupakan Allah yang kudus dan mulia. Dia mengashi anak-anakNya dan menjaganya seperti biji mata-Nya sendiri. Dia telah menebus kita dengan harga yang sangat mahal, sehingga kita menjadi kepunyaan-Nya yang telah dimerdekaan dari segala perhambaan dan keterikatan dosa (Galatia 5:1). Tuhan selalu memproses dan mengajar setiap anak-anakNya agar kita bisa menjadi seperti emas yang murni. Dan melalui firmanNya kita tahu apa yang baik dan harus kita lakukan. Firman Tuhan merupakan pelita bagi kaki dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105). Oleh karena itu mintalah hikmat dan kerendahan hati untuk dapat memahami setiap firmanNya dengan benar.
Judul artikel diatas sebetulnya merupakan suatu pernyataan dan ajakan bagi setiap kita yang sungguh-sungguh dalam Yesus untuk tetap berdiri dalam kebenaran Firman Tuhan di tengah dunia yang sedang dilanda krisis iman dan moral. Dengan harapan kita bisa semakin kuat dan menjadi terang bagi dunia ini (Matius 5:14), Ini merupakan keuntungan ganda bagi setiap kita. Melalui artikel ini juga saya ingin mengajak setiap Saudara yang belum menikah untuk memagari diri kita dari dosa percabulan dan menjaga kekudusan sesuai dengan firman Tuhan.
Masa lalu saya yang jauh dari kekudusan mendorong saya untuk menyaksikan dan mengingatkan setiap kita untuk kembali menjaga kekudusan kita. Ini bukan berarti saya sudah menjadi paling baik, tetapi biarlah kita saling menguatkan dalam kasih Tuhan. Karena dosa selalu mengintai kita dan menunggu saat kita lemah, bahkan dalam Lukas 4:13 mencatat bahwa iblis menunggu waktu yang baik. Tentu saja baik bagi iblis berarti buruk bagi kita.
“No sex before marriage” berarti kita menolak dengan tegas untuk tidak melakukan hubungan intim sebelum menikah. Dan “No kissing before marriage” berarti kita tidak melakukan ciuman (dengan hawa nafsu) sebelum menikah. Mungkin kalimat yang kedua dari judul diatas terlalu nyentrik atau frontal, tetapi didalam Tuhan kita tidak boleh bernegosiasi dengan dosa. Kita tidak bisa bermain-main dengan api karena bisa saja kita terbakar. Ini semua kita lakukan agar kekudusan kita tetap terjaga dimata Tuhan dan terlepas dari dosa percabulan.
Sex dan kissing disini diartikan bahwa kita melakukannya secara sadar dan tidak bisa menahan diri kita sendiri. Sehingga dengan kata lain kita terpengaruh oleh nafsu kita. Pokok yang ditekankan disini adalah PENGUASAAN ATAU PENGENDALIAN DIRI. Kita tidak akan membahas tentang pelecehan atau sejenisnya dimana hal itu terlepas dari kemauan diri sendiri, karena hal itu sangatlah berbeda.
Mungkin dijaman sekarang yang serba bebas dan modern orang akan sulit berkata seperti itu secara lantang. Bisa-bisa kita dibilang sok-sok’an, ketinggalan jaman, ndeso, sok suci ataupun kata-kata sinis yang lain. Tetapi bisa kita lihat sendiri pada sekarang ini bahwa anak belasan tahun sudah berani berpacaran secara ekstrim. Bukan hanya bergandengan tangan atau saling bertatap muka, tapi mereka berani berpelukan didepan umum dan bahkan lebih jauh lagi. Memang ini sudah menjadi rahasia umum dan sangat memprihatinkan. Bahkan kebanyakan orang akan berkata itu wajar dan tidaklah salah. Tetapi apakah benar demikian? Mari kita kembali kepada hati nurani kita sendiri. Dulu saya pernah melakukan ciuman dengan alasan karena sayang, tapi sejujurnya nafsu sayalah yang berkuasa atas diri saya. Saya sedih dan malu jika ingat hal itu. Kebanyakan orang menggunakan alasan “SAYANG” untuk menutupi nafsu yang berkuasa atas dirinya. Tentu saja saya tidak bisa menghakimi semua orang, termasuk Saudara. Tetapi sekali lagi mari dengar apa kata hati Saudara.
Menurut Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 2010 menunjukkan, 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pra nikah. Beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pra nikah juga dilakukan beberapa remaja. Misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan. Bagaimana dengan kehamilan yang tidak diinginkan? Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen mengalamai kehamilan sebelum menikah (sumber data www.detiknews.com). Woow!! Sangat mengerikan. Ini merupakan fakta yang harus dipahami dan bukan untuk ditutup-tutupi.
Kenapa sih perlu menjaga kekudusan??? Perlu kita ingat lagi bahwa Tubuh kita adalah bait Allah dan anggota Kristus yang harus dijaga kekudusannya (1 Korintus 6:15). Kudus berarti suci dan suci berarti tidak bercela, bisakah hal yang kudus disandingkan dengan yang bercela? Hal ini seperti terang dan gelap yang tak mungkin bersatu. Memang benar didalam pertobatan kita Tuhanlah yang telah menebus dosa kita sehingga kita menjadi tidak bercela dan tidak bernoda. Tetapi saat kita tidak bisa menjaga kekudusan kita dan terhanyut dalam nafsu maka kita ada dalam perhambaan dosa. Bisakah kita datang pada yang maha kudus dalam keadaan dibawah kendali dosa? Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah tanpa kekudusan (Ibrani 12:14).
Sifat dari dosa adalah mengejar dan mengikat, sekali Saudara mencobanya maka dosa akan berusaha membelenggu Saudara. Jangan coba-coba dan main-main dengan dosa! Keluar dan terlepas dari belenggu dosa tidaklah semudah yang kita kira. Karena saya melihat banyak anak-anak Tuhan yang menganggap enteng masalah ini, sehingga tidak sedikit yang telah jatuh dalam dosa seperti ini. Roh memang penurut tapi daging lemah (Matius 26:41). Sehingga akan lebih bijak jika kita selalu berjaga-jaga dan melatih hidup kita. Dosa ini mungkin tidak terlihat atau diketahui orang lain selain diri sendiri dan pasangannya. Tetapi pada dasarnya percabulan merupakan penghinaan pada diri sendiri, karena kita telah berdosa terhadap diri kita sendiri (1 Korintus 6:18).
Dan janganlah sekarang kamu berkata pula bahwa sudah terlambat, sudah tercemar atau sudah tidak bisa lepas lagi. Karena Tuhan selalu respek memberi kekuatan terhadap anak-anakNya yang bersungguh-sungguh dalam pertobatan dan tidak lagi mengingat kesalahanmu yang telah lalu. Demikian pula kasih Kristus yang telah bekerja dalam hidup saya. Di dalam Yohanes 8:11, Yesus mengatakan kepada seorang perempuan yang kedapatan telah berzinah "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang". Sungguh Allah yang luar biasa dan penuh kasih, itulah Allah yang kita sembah.
Hidup sesuai firman Tuhan memang tidak mudah, Tetapi Tuhanlah yang selalu menguatkan dan membuat kita mampu melakukannya. Hidup sebagai anak Tuhan juga bukan perkara yang mudah karena ada tanggung jawab yang harus kita pikul. Jadikan kehidupan kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Dan biarlah melalui kehidupan kita nama Tuhan dipermuliakan, itulah kesaksian yang sempurna. Saya berdoa agar setiap kita bisa dimampukan Tuhan untuk selalu berdiri sesuai kebenaranNya. Tuhan Yesus memberkati.
1 Korintus 6:15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!
Author : Tri Wahyu K - Mahasiswa FEB UKSW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini