Minggu, 11 September 2011

Sikap Menjalani Kehidupan


Teladan Rasul Paulus
(Filipi 3:13-14)

            Ada 3 periode waktu dalam hidup manusia. Masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Masa lalu adalah masa dimana semua yang terjadi telah berlalu. Masa sekarang adalah waktu yang sedang dijalani, dan masa depan adalah masa dimana seseorang tidak tahu apa yang akan terjadi. Sebenarnya 3 periode waktu ini mempunyai sebuah keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
·         Masa Sekarang sangat dipengaruhi dengan apa yang kita lakukan dan kita putuskan di masa lalu.
·         Masa Depan sangat dipengaruhi dengan apa yang kita lakukan pada masa sekarang.
2 keterkaitan itu tentu saja sudah sangat sering kita dengar dan kita mengerti benar dengan hal itu. Namun saudara, saat ini saya ingin mengajak anda untuk “life for today”. Hidup untuk hari ini. Fokus dengan apa yang kita jalani saat ini. Bukan fokus kepada apa yang sudah terjadi, dan tidak menghabiskan waktu untuk pusing memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan.
            Saudara, ayat diatas yang menjadi dasar kita adalah sikap Rasul Paulus dalam menghadapi 3 periode waktu. Sikap yang harus menjadi teladan bagi hidup kita. Mari kita bersama sama melihat, dan saya berdoa agar Tuhan melalui RohNya akan mengajarkan kita secara lebih gamblang mengenai hal ini.

1.    Sikap Paulus menghadapi masa lalunya.
Dalam ayat yang ke 13, Paulus secara gamblang dan terbuka mengatakan bahwa “aku melupakan apa yang telah dibelakangku”. Sikap yang sangat tepat dilakukan oleh Paulus. Dia sangat sadar bahwa dia tidak mungkin pernah bisa kembali kepada masa lalunya, sehingga dia memilih untuk melupakannya. Masa lalu paulus yang sangat kejam dan penuh dengan dosa. Dia adalah seorang pembunuh umat Tuhan dan sangat membenci umat Tuhan. Bila paulus tidak melupakan masa lalunya, maka Paulus tidak akan berani melayani Tuhan karena merasa sangat tidak layak. saudara, berapa banyak dan seberapa sering kita menjadi History Victym atau korban masa lalu?? Sadarilah bahwa semua yang terjadi dimasa lalu sudah berlalu, sehingga “Lupakan!”. Kata “Melupakan” disini perlu kita sadari, bahwa kata ini mengandung kata kerja! Perlu tindakan dan action dari kita untuk melupakan apa yang sudah berlalu. Tidak mudah, namun bersama Tuhan kita pasti bisa. Jangan mau menjadi korban sejarah, namun bersama Tuhan yang Luar biasa kita akan menjadi History Maker atau pembuat sejarah.

2.   Sikap Paulus di masa sekarang.
Sikap paulus di masa sekarang dapat kita lihat dari kalimat “dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”. Paulus melupakan masa lalunya, namun bukan hanya itu yang dia lakukan. Di masa sekarang yang sedang dia jalani, Paulus mengambil sikap yang benar, yaitu “Mengarahkan diri” kepada apa yang ada dihadapan kita. Mengarahkan diri Paulus kepada apa-
yang ada di depan, yaitu masa depan. Paulus sangat menyadari bahwa mengarahkan diri kepada apa yang ada dibelakang tidak akan memberikan manfaat apapun, sehingga dia memilih mengarahkan diri kepada apa yang ada didepan. Saudara, manusia tidak akan pernah bisa merubah masa lalunya, namun semua manusia bisa merubah masa depannya apabila dia berusaha dan melakukan yang terbaik. Yakub juga dapat kita jadikan contoh. Secara urutan kelahiran, Yakub tidak berhak atas hak kesulungan yang dimiliki kakaknya. Namun, dengan kecerdikannya, dia mampu merubah masa depannya menjadi penuh dengan berkat Allah., saudara, semua tergantung kepada kita. Tindakan apa yang kita lakukan di masa sekarang ini??sudahkah kita “mengarahkan” diri kita kepada arah yang benar??atau sampai sekarang kita masih berfokus kepada masa lalu atau bahkan tidak megarahkan diri ke arah manapun, sehingga menjalani hidup dengan asal saja. Di masa sekarang ini, tentukanlah!

3.    Sikap Paulus menghadapi hari esok.
Paulus telah mengambil sikap yang terbaik dalam menghadapi 2 periode dalam hidupnya. Namun bagaimana dengan masa depannya?? Mari kita lihat dalam kalimat “dan berlari - lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”. Dari kalimat ini kita bisa dengan jelas melihat bagaimana sikap paulus dalam menyembut hari esok atau masa depannya. Ada 2 point :
1.    Berlari – lari.
Paulus tidak mau berlambat dan bersantai santai. Dia sangat tahu bahwa masa lalunya begitu kelam, sehingga kalau dia tidak melakukan “lebih”, dia tidak akan sampai kepada tujuan hidupnya. Sebab itu, Paulus dalam menghadapi masa depannya memilih untuk “berlari - lari”. Saudara, kita dapat belajar dari hal ini bahwa menyambut masa depan kita, kita harus berani melakukan “lebih”. Mari cermati kalimat yang saya harap bisa memperjelas berikut ini “Berlari adalah lebih dari hanya sekedar berjalan. Berlari – lari lebih dari sekedar berlari” Paulus memilih melakukan hal yang “lebih” agar masa depannya juga menjadi “lebih” dari masa lalunya. Mari saudara, berlari lari lah dalam menyongsong masa depan kita. Jangan hanya diam/bersantai. Kejarlah, maka Tuhan yang akan memberikan kekuatan kepada kita.
2.    Memperoleh Hadiah, yaitu penggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Point yang ke 2 adalah, dalam menyambut masa depannya Paulus “Berfokus kepada perkara yang kekal”. Kita sama sama tahu bahwa panggilan sorgawi adalah panggilan kekal yang iblis pun sebenarnya tidak berhak untuk mencurinya dari hidup kita. Allah telah memanggil kita menjadi anakNya, dan itu kekal sampai selamanya. Sehingga saudara, fokuskan diri anda pada perkara yang kekal dalam hidup ini, karena semua yang bukan dari Allah adalah fana, namun apa yang berasal dari Allah adalah kekal adanya.
Saudara, dalam point ini saya tidak mengajak anda untuk tidak bekerja secara duniawi. Bekerja secara duniawi tentu penting karena hal itu juga diperintahkan Yesus, namun yang menjadi catatan adalah keseimbangan perkara duniawi dan rohani. Jangan hanya berfokus kepada hal fana, namun hal kekal yang Dia berikan dan siapkan.

Saudara, dapat kita lihat dan kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus dan biarlah kita menjadi bijak dalam menghadapi kehidupan kita. Tuhan memberkati kita semua dan Salam AMAZING.

Oleh : Theodorus Miraji - Mahasiswa Akuntansi UKSW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger