SALING MEMBASUH
(Yohanes 13:12-17)
Yesus memulai pelayananNya saat Ia berumur 30 tahun. Dan pelayanan yang Ia lakukan hanyalah selama kurang lebih 3 tahun, waktu yang cukup singkat. Dalam masa pelayananNya yang singkat itu, Ia meninggalkan suatu teladan, Meski Ia adalah Tuhan, dan Guru Agung kita, namun Ia mengajarkan suatu pelajaran berharga dengan mempraktikkannya terlebih dahulu. Menjelang hari Raya Paskah, Yesus makan bersama dengan para muridNya. Kala itu, orang berjalan dengan memakai kasut (seperti sepatu sandal), bukan sepatu tertutup yang dapat melindungi kaki kita dari kotoran. Dan ketika mereka masuk ke ruang makan, mereka membiarkan kaki mereka kotor. Seharusnya, ada seseorang yang bertugas di pintu untuk membasuh kaki setiap orang yang masuk, tugas seorang budak yang paling rendah. Namun saat itu tidak ada budak di sana, dan para murid tetap membiarkan kaki mereka kotor, mereka tetap masuk untuk tetap makan bersama dengan Sang Guru. Ketika Sang Guru melihat kondisi itu, mungkin Ia merasa risih dan berpikir, “Mau makan kok malah bau kaki gini sih.” Tetapi lebih dari itu, Yesus melihat sikap hati mereka, “Akan Aku ajarkan mereka pelajaran berharga.” Kemudian Ia mengambil kain lenan dan mengikatnya di pinggangNya, kemudian mengambil baskom berisi air, dan mulai mendatangi muridNya satu per satu, Ia membasuh kaki mereka yang kotor! Ada satu murid yang menurut saya agak nyentrik yaitu Petrus. Ketika Yesus hendak membasuh kaki Petrus, ia meminta tangan dan kepalanya juga dibasuh. Namun Yesus berkata bahwa cukup kaki saja, karena itu yang kotor, yang lain tidak kotor. Setelah Yesus selesai membasuh kaki para muridNya, Ia berpesan, “Aku sudah memberi teladan kepada kamu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu. Berbahagialah mereka yang melakukannya.”
Saudara, seringkali baik sadar maupun tidak, kita membuat ‘kaki kita kotor’ saat kita berjalan mengiring Yesus. Kaki yang kotor berarti kita berjalan tidak di dalam kebenaranNya, oleh karena itu perlu dibersihkan dengan kebenaran yang sejati. Dan itulah tugas setiap kita. Namun ironisnya, tidak banyak anak Tuhan yang tanggap akan pelajaran ini, mereka lebih suka menjaga kebersihan kaki mereka sendiri daripada membasuh kaki orang lain. Mungkin mereka berpikir, “Itu hal yang merepotkan. Mereka kan sudah dewasa.” Saudaraku, saya ingin ingatkan bahwa ini adalah kewajiban kita, dan Saudara tahu, ketika Yesus berada di kayu Salib, yang ada di pikiranNya adalah, “Wah, bisa repot nih kalo Aku nggak nglakuin ini, ga akan ada keselamatan.” Mari kita pikirkan keselamatan orang lain juga, dan mari saling membasuh kaki Saudara kita! Tuhan memberkati. (Saudara Daniel Nova - GSII Salatiga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini