Profesor itu dengan ramah mengatakan, “Silakan”. Setelah mereka menuang dan memegang cangkir berisi kopi, profesor itu berkata lagi kepada mereka, “Perhatikan, yang tertinggal hanya cangkir yang tidak begitu menarik. Memilih yang terbaik adalah normal. Tetapi justru itulah persoalannya. Ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bags, perasaan kalian terganggu. Kalian mulai melihat cangkir yang dipegang oleh orang lain dan membandingkan dengan cangkir kalian. Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukan cangkirnya, melainkan kopinya.”
Sesungguhnya kopi itu adalah kehidupan kita. Sedang cangkirnya adalah pekerjaan, jabatan, uang, posisi atau milik yang kita banggakan : rumah besar, mobil banyak dsb. Seringkali bungkusan yaitu cangkirnya, itu yang mempengaruhi hidup kita. Padahal, kopinya sama. Mungkin hari ini kita belum memiliki cangkir yang baik, tapi percayalah, hidup yang Tuhan berikan kepada kita semua adalah sama. Hidup yang bisa kita nikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini