Saya sudah lama sekali tidak menonton pertandingan bola, namun pagi itu, saya tertarik melihat sebuah pertandingan bola. Kamis 14 Juli, pertandingan penyisihan Grup B antara Brasil vs Ekuador yang akan menentukan apakah Brasil lolos ke babak perempat final, atau justru Sang Juara bertahan akan kandas di penyisihan. Brasil bermain dengan apik, namun Ekuador juga memberikan perlawanan yang sengit, sehingga babak pertama berakhir dengan skor 1-1. Di babak kedua, pertandingan berjalan lebih seru lagi, Brasil berhasil memimpin kembali, skor 2-1. Namun, tidak lama kemudian Ekuador berhasil mengejar ketinggalan sehingga skor menjadi 2-2. Akhirnya, saya melihat sesuatu di pertandingan itu, Brasil memperlihatkan mental mereka sebagai seorang juara bertahan, mereka pun berhasil mencetak 2 gol lagi, pertandingan berakhir dengan skor 4-2, Brasil pun lolos ke babak perempat final. Brasil mempunyai rekor 5 kali juara Piala Dunia dan 8 kali juara Copa America. Sebuah prestasi yang didapatkan dengan kerja keras, yang membentuk Brasil mempunyai mental juara, sehingga Brasil tidak mudah dikalahkan oleh musuhnya. Namun, di partai perempat final, Brasil dikalahkan oleh Paraguay melalui drama adu penalti. Singkat cerita, Copa America dimenangkan oleh Uruguay setelah melibas Paraguay 3-0. Dan fakta yang membuat saya kaget adalah ternyata Uruguay telah memenangkan Copa America sebanyak 14 kali! Dan sekarang Uruguay memegang rekor pemenang Copa America terbanyak, yaitu 15 kali. Meski di kalangan dunia rekor Uruguay tidak terlalu menonjol bila dibanding dengan Brasil, tapi rekor mereka di kalangan negara – negara di Amerika Selatan sangatlah luar biasa. Di kalangan negara Amerika Selatan, Uruguay memiliki mental juara yang membuat mereka memegang 15 trophy Copa America.
Dari fakta di atas, tidak dapat kita pungkiri bahwa kehidupan kekristenan juga membutuhkan mental juara, bukan mental tempe yang lembek. Sesungguhnya benih mental juara telah Tuhan taruhkan dalam kehidupan setiap kita, karena di dalam Alkitab dituliskan bahwa kita lebih daripada orang – orang yang menang. Contoh tokoh Alkitab bermental juara sangatlah banyak, diantaranya ada Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Daud, Daniel, dan tentu saja Yesus serta masih banyak tokoh lainnya. Yang paling menarik saya pelajari adalah saya mendapati mental juara itu turun – temurun dari Abraham sampai dengan Yusuf! Nah, kita akan lihat bagaimana mental mereka terbentuk sehingga mereka keluar sebagai pemenang, dan terapkanlah hal itu dalam kehidupan kita, niscaya kita akan memenangkan setiap perkara yang kita hadapi. Untuk kisah lengkapnya, Saudara boleh membaca di dalam kitab Kejadian, saya hanya akan membahasnya secara sederhana.
· Abraham. Abraham adalah orang yang sangat kaya, mungkin bisa dikatakan milyuner. Tapi Saudara tahu apa yang Tuhan perintahkan? Ia memerintahkan Abraham untuk keluar dari negerinya untuk menuju tanah yang dijanjikan Tuhan. Memang Tuhan berkata tanah perjanjian berlimpah susu dan madu, tetapi Saudara bisa membayangkan betapa repotnya membawa harta sekian banyak keluar dari negerinya menuju ke negeri yang ‘tidak jelas keberadaannya’? Abraham bisa saja menolak dan memilih tinggal di negerinya, toh hartanya sudah banyak, daripada repot bepergian jauh – jauh tidak jelas begitu. Tetapi Abraham patuh dan taat kepada Tuhan, ia berani keluar dari zona nyaman untuk mematuhi apa yang Tuhan perintahkan. Inilah modal awal untuk menempa mental juara dan ini penting, karena banyak anak Tuhan yang tidak patuh karena mereka tidak mau keluar dari zona nyaman mereka. Abraham tidak memikirkan bagaimana kehidupannya kelak, namun yang ia tahu pasti adalah jika ia mematuhi dan taat kepada perintah Tuhan, ia akan merasakan bagaimana janji Tuhan itu digenapi. Dan ketika Lot berpisah dengan Abraham, Lot memilih tanah yang subur di dekat Sodom dan Gomora, dan Lot hanya menyisakan padang yang kering kepada Abraham. Namun Tuhan berkata, “Berjalanlah dan kelilingi negeri itu, karena setiap tanah yang engkau tapaki itu akan menjadi milikmu.” Dan lagi – lagi Abraham taat, meski kelihatannya kering, namun kalau Tuhan perintahkan, ia melakukannya. Dan hasilnya? Harta Lot musnah bersama dengan Sodom dan Gomora, sedangkan Abraham menikmati apa yang Tuhan janjikan, Abraham keluar sebagai pemenang! Seorang yang bermental juara tidak akan gampang mundur dan takut dalam menghadapi apa pun, apalagi kalau bersama Tuhan, mari tetap taat dan patuh kepada setiap perintahNya.
· Ishak. Mental Ishak sudah ditempa semenjak dari ia kecil. Ketika Abraham hendak mengorbankannya ke Gunung Moria atas perintah Tuhan, ia tidak takut dan lari, ia tetap menuruti apa kata ayahnya. Singkat cerita sesudah ia menikah dengan Ribkah, terjadilah bencana kelaparan yang luar biasa dan saat itu ia hendak keluar dari tanah Kanaan. Tetapi Tuhan berfirman, “Aku memberkati engkau, pergilah ke Gerar!” Di sana, Ishak menabur dan ia menuai 100 kali lipat! Di tengah bencana kelaparan ia malah semakin kaya. Lalu, apa kuncinya? Ia memegang kata – kata Tuhan bahwa ia akan memberkati hidupnya, yang berarti jika aku menabur, meski sedang terjadi bencana kelaparan, tapi berkat Tuhanlah yang akan membuat aku menuai 100 kali lipat. Seorang yang bermental juara tidak akan kalah oleh beratnya tekanan hidup, tetapi ia akan menghidupi firman Tuhan, seperti ada tertulis manusia bukan hidup dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Percayalah kepada janji Tuhan dan lakukan sesuatu, pegang setiap janji Tuhan dan jadilah pelaku firman yang kuat!
· Yakub. Yakub mendapatkan berkat kesulungan akibat ‘kecerdikan’ ibunya Ribkah. Banyak orang mengatakan Yakub itu seorang penipu, namun saya mau katakan bahwa ia bukanlah penipu. Karena nama Yakub dalam bahasa Ibrani memiliki arti Tuhan melindungi. Lalu kenapa terjadi ‘perebutan’ hak kesulungan antara Esau dan Yakub? Ketika Ribkah mengandung Tuhan sudah berfirman bahwa sang adik akan menjadi lebih besar daripada sang kakak, dan Ribkah menyimpan janji Tuhan itu. Sehingga ketika tiba waktunya Ishak hendak memberkati anaknya, Ribkah mengusulkan ‘penipuan’ itu, tetapi itu sebenarnya penggenapan dari firman Tuhan, tetapi Yakub harus menanggung akibatnya, ia dicap sebagai penipu dan ia dikejar – kejar hendak dibunuh oleh Esau. Namun Yakub tetap berpengharapan kepada Tuhan dan ia melarikan diri ke tempat Laban, pamannya. Di sana gantian dia yang ‘ditipu’ oleh Laban. Yakub harus bekerja 14 tahun untuk mendapatkan Rahel. Dan sekian lama Yakub bekerja pada Laban, ia tidak mempunyai harta apa pun. Sampai suatu saat ia meminta bayarannya, yaitu kambing domba yang hitam, berbintik dan belang – belang. Dan Tuhan memberi hikmat kepada Yakub sehingga ia bisa mendapatkan bayaran yang luar biasa banyaknya (baca Kejadian 30:25-43). Seorang yang bermental juara akan terus berusaha meskipun banyak ketidakadilan yang ia alami, tetap berpengharapan kepada Tuhan dan terus melakukan apa yang menjadi bagiannya.
· Yusuf. Yusuf sangat dibenci oleh saudara – saudaranya karena ‘mimpi konyol’ yang ia dapatkan. Bahkan sampai ayahnya memarahi Yusuf. Namun, Yusuf mempercayai bahwa itu adalah janji Tuhan. Kemudian Yusuf dibuang oleh saudaranya, ia dijual menjadi budak. Sesampainya di Mesir, ia bekerja dengan baik, tetapi malah difitnah oleh si genit Bu Potifar, alhasil ia masuk penjara. Ia harus merasakan hukuman seorang penjahat selama bertahun – tahun untuk kejahatan yang tidak pernah ia lakukan. Namun, dari keadaan yang paling rendah itu, kemudian Tuhan mengangkat Yusuf menjadi penguasa atas Mesir! Bayangkan, dari seorang tahanan, menjadi seorang penguasa dalam sekejab, setelah ia menafsirkan mimpi Firaun. Seorang bermental juara akan sabar menanti sampai janji Tuhan itu digenapi, meskipun ia harus berada di dalam lembah terdalam, namun kesabaran itu harus berbuah. Banyak anak Tuhan tidak mendapati janji Tuhan digenapi hanya karena mereka tidak sabar, akhirnya mereka murtad dan meninggalkan Tuhan. Bersabarlah, karena Tuhan pasti menggenapi janjiNya dan Ia tidak pernah mengingkari janjiNya.
Saudara, untuk memiliki mental juara dalam hidup kita memang dibutuhkan proses. Jangan memandang lama waktunya, namun jalanilah bersama dengan Tuhan. Berhentilah menuntut dan mengeluh, lebih baik kita terus mendekatkan diri kepadaNya. Jadilah kuat, dan percayalah, setiap firman yang Tuhan ucapkan tidak akan pernah kembali dengan sia – sia. Jadilah juara!!! Tuhan memberkati.
Author : Daniel Nova - Mahasiswa FTEK UKSW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini