Minggu, 17 April 2011

Kesaksian : Berjalanlah dalam Rencana-Nya

Pagi itu seperti biasanya saya “dibangunkan” pada pukul 04.00 WIB untuk bersaat teduh. Namun karena saya sangat capek, dengan spontan saya berkata, “Bapa, saya capek sekali, biarkan saya tidur sampai jam enam nanti...” Dan mata saya tertutup kembali dan seketika itu juga saya bermi mpi sedang berjalan menuju rumah saya. Tiba-tiba langit terbuka dan ada suara: “Tersungkurlah di bawah kaki-NYA”. Dalam hati saya mengatakan, “Tuhan datang lagi... Okay...”. Saya tidak menghiraukan suara tadi dan terus berjalan. Karena Tuhan pernah beberapa kali mendatangi saya dalam mimpi, jadi saya menganggap hal itu biasa. Namun tiba-tiba ada sebuah pedang yang sangat teramat besar di langit menghadang saya. Pedang itu bermata satu (berada tengah, di dekat pegangannya). Matanya menatap saya dengan tajam. Saya menjadi sangat takut dan mulai memanggil Tuhan namun Tuhan sudah pergi. Saya panik namun mata saya tidak bisa berpaling dari mata si pedang itu.Saya pun terbangun dengan keringat dingin. Saya melihat jam di ponsel saya menunjukkan pukul 06.00 WIB. Dengan tangan bergetar saya mengambil Alkitab dan buku renungan saya dengan hati masih bertanya-tanya akan arti mimpi saya tadi. Memang sudah lama Tuhan tidak “menemui” saya lewat mimpi dan saya juga sangat merindukan “bertemu” dengan-Nya kembali, namun tidak dengan mimpi yang seperti itu. Mimpi itu sungguh di luar dugaan saya. Saya mulai saat teduh saya. Saya wanita berusia 24 tahun (pada bulan April tahun 2011). Saya lahir di keluarga Kristen . Keluarga saya bergereja di gereja aliran Kalvinis. Namun sejak kelas 4 SD saya “dititipkan” di sebuah Gereja Karismatik. Di gereja itu lah saya mulai bertobat lahir baru, bertumbuh dalam iman, mengenal pribadi YESUS sebagai Tuhan dan Juru Selamat serta mengikuti pelayanan. Sampai pada akhirnya ketika saya kelas tiga SMP, Gereja Karismatik tersebut pecah karena ada pergantian Gembala dan konflik-konflik lain yang berkepanjangan. Kemudian orang tua saya berinisiatif menarik saya kembali ke gereja mereka dan melayani di sana.

Sejak kecil saya terkenal rohani, pintar dan riang. Namun di balik itu semua diam-diam saya berkubang dalam lumpur dosa (walaupun saya sudah bertobat dan lahir baru bahkan ikut pelayanan). Saya melakukan masturbasi sejak umur 5 tahun!! Sejak SD sampai SMA saya selalu masuk di sekolah favorit. Pada tahun 2005 saya diterima di salah satu perguruan tinggi yang sangat terkenal di sebuah kota besar di Indonesia. Saya sangat senang karena itu impian saya. Pada waktu itu fokus saya adalah menjadi wanita karier yang mandiri dan sukses. Belum ada setengah tahun di sana, saya dikenalkan oleh teman saya bisnis MLM. Dengan semangat saya masuk menjadi anggota bisnis tersebut dan melupakan kuliah saya yang seharusnya tujuan utama saya berada di kota tersebut. Hampir satu tahun saya menjalankan bisnis MLM tanpa membuahkan hasil. Akhir tahun 2006 saya diberi surat peringatan LALAI KULIAH dari kampus saya. Saya menjadi terpuruk dan memutuskan untuk pulang ke rumah, berhenti kuliah, berhenti dari bisnis MLM tersebut. Peringatan LALAI KULIAH dari kampus saya. Saya menjadi terpuruk dan memutuskan untuk pulang ke rumah, berhenti kuliah, berhenti dari bisnis MLM tersebut.

Waktu itu saya berpacaran dengan orang yang tidak seiman dan pacaran kami pun “tidak kudus”. Awal tahun 2007 hubungan kami berakhir karena dia berselingkuh dengan mantan kekasihnya yang dahulu. Tidak berkuliah, tidak berbisnis, tidak berpacaran dan tidak mau bergereja. Itulah kondisi saya pada awal 2007. Saya merasa sangat terpuruk sekali. Saya merasa dunia runtuh menimpa saya. Hari-hari saya hanya saya habiskan untuk dua hobi lama saya, yaitu membaca buku dan menulis cerpen/novel. Hingga pada akhirnya saya sangat bosan dengan rutinitas saya. Saya mulai bangkit dan mencari Tuhan kembali. Saya bertobat dan meninggalkan kehidupan lama saya. Lalu timbul keinginan saya untuk kembali ke gereja (orang tua saya) dan melayani di sana. Saya rindu untuk mengembangkan talenta saya bermain keyboard. Saya pun belajar keyboard dengan salah seorang teman kakak saya (yang berkuliah di jurusan musik). Dari situ saya mengenal musik klasik dan tertarik untuk berkuliah di jurusan musik. Puji Tuhan, bulan Agustus 2007 saya diterima di sebuah Universitas Swasta di Jawa Tengah Fakultas Seni jurusan Seni Musik mengambil instrumen mayor piano. Saya memulai hidup baru saya di kota tersebut. Setiap pagi sebelum kuliah, saya behenti di pinggir lapangan kampus untuk melihat matahari pagi dan “berbicara” kepada Bapa tentang luka yang belum sembuh benar, luka karena dikhianati pacar (mantan). Saya sering sekali berteriak-teriak: “Bapa!!! It's so hurt!!! Too hurt to me!!! Saya tidak mau pacaran lagi!!!! Tolong pertemukan saya dengan pasangan hidup saya!!! Masakan dari sekian banyak orang di kampus ini tidak ada??!!”. Kebiasaan itu berlangsung hampir satu tahun.

Pada Tahun 2008 saya “bertemu” Tuhan di dalam mimpi. Tuhan menunjukan sebuah KTP (Kartu Tanda Penduduk) dengan sebuah nama dan beliau berkata bahwa sang pemilik nama itulah yang akan menjadi pasangan hidup saya. Saya menceritakan mimpi itu kepada dua orang teman saya (yang sudah saya anggap sebagai kakak rohani). Dan ke duanya berkata bahwa segala sesuatu perlu diuji dan meminta saya untuk mulai berdoa dan bergumul mengenai pasangan hidup. Pada bulan Juni - Agustus tahun 2009, saya dekat dengan seorang pria, mahasiswa di kampus saya, fakultas teknik. Seorang kristen, seorang yang baik dan dekat dengan Tuhan. Tepat pada tanggal 15 Agustus saya diberi pesan oleh Tuhan lewat kakak rohani saya bahwa saya harus mempergumulkan hubungan saya dan pria tersebut, karena pria tersebut adalah pasangan hidup saya. Ketika saya mendengar itu saya tidak terima karena memang dia bukan tipe saya dan saya hanya sebatas suka saja, tidak terpikir untuk melanjutkan hubungan ke arah pacaran. Dua hari setelah itu pun, hati saya luluh dan saya mulai berdoa untuk dia. Namun entah mengapa Tuhan malah menjauhkan dia dari saya. Pada akhirnya saya memberanikan diri untuk sharing berdua dengan pria tersebut. Ternyata dia mempunyai nazar untuk tidak berpacaran selama masa kuliah. Setelah itu saya menjadi tawar hati. Tetapi Tuhan membangkitkan semangat saya dengan beberapa kejadian yang meneguhkan saya untuk terus berdoa bagi pria tersebut sampai pada waktunya nanti Tuhan akan menyatukan kami untuk bergumul bersama. Bahkan Tuhan pun mulai membukakan rencana-rencana-Nya untuk saya dan pria tersebut nantinya.

Pada bulan Oktober 2009 saya mulai datang ke sebuah gereja Karismatik di mana kakak rohani saya bergereja. Kehidupan rohani saya pun dibangun kembali di gerejatersebut. Satu tahun berlalu, saya terus mendoakan pria tersebut (walau kadang dengan bersungut-sungut). Sungguh sangat sulit sekali karena kami hampir tidak ada komunikasi sama sekali. Pria tersebut memutuskan komunikasinya dengan saya dan terkesan menghindar. Sangat sakit sekali. Sebagai seorang wanita, saya terluka kembali. Apalagi saya adalah tipe wanita yang dominan dan mandiri yang berkarakter koleris. Saya benar-benar merasa kehilangan harga diri saya sebagai seorang wanita. Saya juga merasa Tuhan tidak adil kenapa Tuhan hanya memberikan peneguhan yang sepihak, hanya kepada saya saja dan tidak kepada pria tersebut.

Bulan Agustus 2010 saya sudah benar-benar tawar hati. Saya mulai berhenti mendoakan pria tersebut. Saya dekat dengan pria lain yang adalah sahabat saya sendiri. Bulan Oktober saya mulai menjalani hubungan tanpa status dengan sahabat saya itu. Mengapa hubungan tanpa status? Karena saya bimbang, saya takut. Jujur, saya masih percaya bahwa pria yang saya pergumulkan selama satu tahun itulah yang akan menjadi pasangan hidup saya, namun saya tidak menghidupi iman saya itu hanya karena keadaan kami - kami begitu jauh karena tidak ada komunikasi dan sikapnya yang berubah menjadi dingin. Jadi saya memilih mengikuti kemauan saya sendiri dan meninggalkan apa yang saya imani. Hubungan tanpa status saya dengan sahabat saya berlangsung manis, walaupun hari-hari saya selalu dihantui perasaan tidak tenang karena sadar bahwa saya telah menyimpang jauh dari rencana-Nya yang telah ditetapkan untuk saya. Hingga pada suatu hari saya dan sahabat saya tersebut “melanggar batas”. Saya kembali jatuh. Saya kembali terikat dengan dosa. Ingin sekali saya lepas dari hubungan tanpa status tersebut dan kembali pada hati-Nya, pada rencana-Nya. Namun di sisi lain, saya sudah nyaman dengan sahabat saya tersebut dan tentunya tidak ingin kehilangan dia. Saya menjadi tidak berdaya. Saya terus berdoa, memohon agar Bapa menolong saya dan menarik saya dalam rencana-Nya kembali. Dua hari sebelum natal, ada sebuah sms dengan nomor asing, yang tidak ada dalam phone book saya. Saya membuka sms tersebut, isinya ayat: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (Lukas 11:28). Begitu saya membaca sms itu hati saya menjadi sangat berdebar-debar dan ngilu (sangat sakit sekali). Entah kenapa saya berpikir bahwa sms itu datang dari pria yang saya pergumulkan sebelumnya. Ternyata memang benar, yang mengirim sms tersebut adalah pria yang selama ini saya pergumulkan selama ini. Saya lalu menangis di hadapan-Nya.

Minggu, 2 Januari 2011, saya mengakhiri hubungan tanpa status dengan sahabat saya . Saya mohon ampun kepada Tuhan dan memutuskan untuk kembali kepada hati-Nya. Hari-hari saya menjadi sangat ringan sekali, selalu ada sukacita di hati saya. Sampai pagi itu datang..... hari Senin pagi tanggal 31 Januari 2011. Di mana saya mendapatkan mimpi itu... Kembali pada pagi itu...... Saya mulai bersaat teduh dengan sedikit mengeluh karena sudah dua hari saya mengalami gatal-gatal yang hebat. Banyak bercak dan bentol merah pada tubuh saya. Pagi itu saya mendapatkan berkat dari Yeremia 29, mengenai rencana Tuhan untuk setiap kita yang percaya namun saya belum mendapatkan apa makna mimpi saya. Hari-hari berikutnya saya baru dibukakan makna mimpi saya lewat firman-Nya pada Ulangan 28:15 - 46, mengenai kutuk; Kejadian 38:8-11, mengenai Onan; Yehezkiel 23, mengenai perzinahan yang dilakukan kakak beradik Ohola dan Oholiba; I Korintus 6:12-20, mengenai percabulan. Saya lalu tersadar bahwa pedang yang saya lihat dalam mimpi saya itu adalah suatu pertanda, suatu peringatan untuk saya. Pedang-Nya sedang teracung pada saya. Dalam Ulangan 28:27 disebutkan: TUHAN akan menghajar engkau dengan barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh. Saya lalu tersadar bahwa gatal-gatal yang saya alami beberapa hari ini adalah suatu bentuk hajaran / didikan dari Tuhan untuk saya karena saya tidak menjaga kekudusan saya. Padahal sudah jelas dikatakan dalam I Korintus 6:19-20: Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Memang saya tidak sampai pada tahap intercourse atau melakukan hubungan intim. Namun lihatlah pada kitab Yehezkiel 23 bahwa ketika wanita menyerahkan bagian-bagian terntentu dari tubuhnya untuk dijamah, hal itu adalah jahat di mata-Nya. Demikian halnya pula dengan pria yang melakukan onani maupun berhubungan seks dengan ‘mengeluarkannya di luar’ adalah hal yang tidak berkenan di hati-Nya. Saya kemudian tersungkur, menangis memohon ampun di hadapan Bapa. Hati saya lalu digerakkan oleh Roh Kudus untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, melakukan doa dan puasa selama tujuh hari. Dan itulah makna suara dalam mimpi saya yang berkata: tersungkurlah di hadapan-Nya. Beberapa hari kemudian saya menemui Ibu Gembala gereja saya dan saya didoakan.

Syukur kepada Bapa, hanya karena anugrah-Nya, saya dikuatkan untuk menjalani doa puasa saya selama tujuh hari sehingga gatal-gatal saya lenyap. Dan saya semakin diteguhkan dalam iman saya. Saya semakin mengenal siapa yang saya sembah, Bapa yang begitu lemah lembut namun juga Pribadi yang tegas yang menghajar siapa yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah menghajar anaknya. Memang kita telah memperoleh anugrah keselamatan dari Bapa, namun ingat kita juga harus memelihara anugrah keselamatan itu dengan mengikuti kehendak-Nya dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Ada tertulis: Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu (Galatia 6:7-8). Maka hiduplah dalam kasih kepada Allah dan sesama dengan tetap menjaga kekudusan seperti yang ditulis dalam I Petrus 1:13-25. Saya berdoa untuk siapa saja yang membaca tulisan ini yang masih bergumul dengan dosa apapun itu, agar dilembutkan hatinya dan kembali kepada Bapa. Terutama untuk Anda yang masih terikat dengan dosa masturbasi, onani maupun seks di luar nikah, bertobatlah segera. Lihatlah Bapa sedang menunggu Anda untuk memulihkan Anda dan membawa Anda masuk dalam rencana-Nya yang indah. Mengenai pergumulan saya mengenai pasangan hidup, saya serahkan penuh kepada-Nya. Hari-hari ini saya semakin diteguhkan dan dikuatkan untuk terus berdoa, berdoa dan berdoa untuk pria yang saya pergumulkan selama ini, untuk hubungan kami dan untuk rencana-Nya bagi kami di masa yang akan datang. Saya percaya ketika saya terus berjalan bersama-Nya, saya akan sampai pada kemenangan yang telah disediakan bagi saya..... bagi kami berdua. Amin. Tuhan Yesus memberkati.


Sumber kesaksian : seorang anak Tuhan yang rindu memberkati dan merubahkan sesamanya dengan kesaksian hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger