Senin, 22 November 2010

Jumat, 19 November 2010

Ibadah Gabungan


hadirilah Ibadah gabungan bersama kami,ajak teman anda.. dijamin acara bakalan menarik...kalo ada yang kurang jelas atau ingin bertanya, hubungi no HP nya ya..ayo Generasi Penerobos !

Kamis, 11 November 2010

Komitmen Pada Tuhan


Dalam keseharian kita selalu pergi beribadah sebagai rutinitas tapi apakah anda punya komitmen untuk melayani Tuhan?Komitmen pada Tuhan ada beberapa hal yang penting yaitu :

MELAYANI
Komitmen pada Tuhan Yesus adalah mau melayani kepadaNya. Pensiun dari pekerjaan yang anda tekuni mungkin saja akan terjadi. Akan tetapi pensiun untuk melayani Tuhan tidak akan pernah ada. Kita mau melayani Tuhan dalam hidup kita. Sekalipun kita sibuk dengan keluarga, sibuk dalam pekerjaan, sibuk dalam pendidikan akan tetapi kita harus menyisihkan waktu kita untuk melayani Tuhan. (I timotius 3:13 “Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.”)

SALING MENGASIHI.
Tuhan Yesus mengajarkan untuk mengasihi sesama kita. Kita mempunyai 2 relasi untuk dibangun yaitu : relasi terhadap Tuhan dan relasi terhadap Sesama manusia. (I Yohanes 4:21 “Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. “)

MEMEGANG FIRMAN TUHAN & TEKUN DALAM DOA.
Kekuatan kita adalah Doa. Kita hidup bersandarkan Firman Tuhan. (Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! “) (Amsal 3: 5 “Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah mengandalkan pengertianmu sendiri. “).

BERTOBAT
Kita mempunyai latar belakang yang berbeda. Kehidupan yang lalu kita yang kacau, penuh dengan penderitaan, adanya kesedihan akan kita buang dengan mau kembali kepadaNya. Seringkali sesudah bertobat kita kembali ke kehidupan lama yang kelam, oleh karena itu hendaknya kita semua aktif dalam kegiatan gereja , dalam beribadah dll. Isilah hidup anda dengan kegiatan positif. (2Petrus 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. )
Oleh saudara Nino

Keindahan Sebuah Komitmen


..sebuah kata yang simpel dan sederhana, namun untuk melakukannya sungguh butuh sebuah usaha dan kerja keras yang berat. Menjaga komitmen dalam hal apapun adalah sebuah tanggung jawab yang mau tidak mau, suka tidak suka harus kita lakukan.

aku dan banu adalah sahabat karib. Sejak aku masih duduk di bangku sd, aku dan banu sudah menjalin sebuah persahabatan yang begitu erat. Walau banu berasal dari keluarga yang kurang mampu, bahkan aku bisa bilang bahwa keluarga banu adalah keluarga yang tidak mampu, namun kami dapat menjalin sebuah persahabatan yang sangat baik dan sangat erat. Ayahku adalah pengusaha yang sukses. Aku sering membaca namanya di majalah bisnis dan kolom-kolom bisnis. Dia bekerja di luar kota dan kebetulan aku tinggal bersama dengan ibuku. Ibuku sangat mendukung persahabatanku dengan banu. Kebetulan ibuku bukanlah seorang yang memandang orang lain hanya dari status ekonominya. Yang luar biasa adalah ibuku sering membantu keluarga banu dan sering memberikan uang SPP kepada banu yang sangat sering terlambat membayar. Ibuku juga sering berkunjung kerumah banu untuk bertukar masakan. Sungguh sebuah jalinan persahabatan yang luar biasa.
Namun semua mulai berubah ketika ayahku datang dari luar kota dalam rangka cuti. Waktu itu pulang sekolah aku mendengar kabar bahwa ayahku pulang. Dengan sangat gembira dan antusias aku menyambut kedatangan beliau. Aku berkata kepada banu bahwa hari itu aku akan memperkenalkan banu kepada ayahku. Pulang sekolah aku dan banu seperti biasa pulang bersama-sama. Kebetulan sebelum pulang, kami mendapat tugas guru kesenian untuk membuat sebuah karya dengan tema sahabat. Aku dan banu sepakat untuk menggambar hati dimana didalam hati tersebut terdapat nama masing-masing. Digambarku terdapat nama banu, dan digambar banu terdapat namaku. Dalam perjalanan, kami saling menukar hasil karya tersebut dan berjanji bahwa gambar ini tidak akan pernah hilang dan tidak akan pernah terlupakan. Seperti biasa gambar banu selalu lebih bagus dari gambarku karena memang banu adalah anak yang sangat berprestasi dalam pelajaran maupun kegiatan lain termasuk menggambar. Sampai dirumah, aku memanggil nama ayahku dan langsung memeluknya. Aku cium tangannya dan aku ajak dia bertemu dengan banu yang ada didepan rumah. Saat itu adalah saat yang tidak akan pernah aku lupakan, ayahku dengan sangat sadis dan kejam menatap banu dengan tatapan yang sangat aneh. Dia berkata “Anak siapa kamu??kotor,miskin, berani sekali kamu berteman dengan anakku??”. “ Cepat pergi dari rumah saya!!” awalnya aku tidak mengerti dan aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat dan aku dengar. Ayahku mengusir sahabat karibku hanya karena hari itu seragamnya tampak sangat kotor, karena memang dia hanya memiliki sat seragam sekolah. Aku menatap kepada banu dan aku melihat matanya mulai berkaca-kaca. Aku seperti bisa merasakan betapa kagetnya dia mendengar apa yang ayahku katakan. Dengan lesu dan tunduk kepala, dia mulai berpaling untuk melangkah pergi. Tanpa berpikir panjang aku langsung berlari menahan kepergiaanya. Tanpa ragu aku memeluknya dan memintanya jangan pergi. Air matanya terasa sekali di pundakku. Dia menangis dengan sangat pilu. Akupun tak kuasa menahan air mata. Aku berkata “papa jahat!! Kenapa papa mengusir banu??dia sahabatku!”..
Tampaknya tangisanku tidak berarti apa-apa bagi ayahku. Dia bergegas maju dan berusaha melerai pelukanku dengan banu. Aku tidak mau, aku genggam punggung banu erat-erat dan berusaha agar ayahku tidak dapat memisahkan kami. Namun, akhirnya ayahku berhasil menggeretku dan berkata kepada banu “Mulai hari ini, jangan berteman lagi dengan anakku!!kami sekeluarga akan pindah keluar kota dan meninggalkan kota ini!!”. ayahku membawaku masuk kedalam rumah dan selama beberapa detik aku hanya bisa mengucapkan sepenggal kalimat “banuu,,kalaupun aku pergi, aku berjanji suatu hari nanti kita akan bertemu kembali..aku tidak akan melupakanmu karena kamu sahabatku”. Banu menaruh tasnya dan mengeluarkan selembar kertas, dan kertas itu adalah hasil karyaku. Gambar hati yang bertuliskan namanya. Aku memandangnya dari jendela dan aku melihatnya pergi meniggalkan rumah dengan air mata yang sangat deras. Tanpa aku sadari, itulah saat dimana aku bisa bertemu dengan banu untuk terakhir kali, besok aku akan pindah keluar kota dan akan menetap disana. Ayahku tidak mengijinkan aku menemui banu untuk yang terakhir kalinya.
Akhirnya aku menjalani kehidupanku di kota yang baru dan banu pun juga menjalani kehidupannya sendiri. 15 tahun berlalu. Ayahku yang dulu adalah seorang pengusaha ternama dan sukses harus bangkrut karena krisis ekonomi yang sangat dahsyat. Harta keluarga kami disita karena ayahku tidak bisa melunasi semua hutangnya kepada bank. Sejak hari itu, kehidupan kami berubah. Tidak ada lagi harta dan kekayaan. Kami tinggal disebuah rumah kontrakan, da ayahku harus bekerja sebagai supir taksi untuk menghidupi keluarga kami.
Suatu hari, ayahku menaikkan seorang penumpang berbeda dari penumpang biasa. Penumpang ini memanggil taksi karena mobil mewahnya mengalami ban bocor dan sedang diperbaiki oleh para montir undangan dari sebuah bengkel ternama. Penumpang ini menginstruksikan untuk pergi kesebuah kawasan yang sangat tidak asing bagi ayah saya. Kawasan itu adalah kawasan dimana ayahku dulu selalu ada. Kawasan bisnis yang sangat besar. Perusahaan – perusahaan besar ada disana. Dan penumpang ini berhenti di perusahaan terbesar yang ada disitu. Sebuah perusahaan yang mengekspor mobil dan bahkan mulai membuat mobil. Ayahku sangat heran dan dengan malu dia bertanya “Anda bekerja di perusahaan itu??”. Penumpang ini menjawab “ya, saya adalah Eksekutif manajer di perusahaan tersebut. Saya ada rapat dengan klien amerika, sehingga saya tidak boleh terlambat’. Akhirnya sampailah penumpang ini dan dia turun dari taksi ayahku. Sesaat ayahku mengingat kembali memori masa lalunya yang indah di kawasan tersebut. Sampai akhirnya ayahku terperanjak ketika melihat sebuah tas bewarna hitam yang ternyata milik penumpang tadi. Segera ayahku turun dan masuk dalam perusahaan itu. Perusahaan terbesar di kota ini yang mempunyai pegawai mencapai 15.000 jiwa. Ayahku mendatangi customer service dan mengatakan maksud dan tujuannya masuk kedalam perusahaan tersebut. Ayahku diantar menuju sebuah ruangan yang sangat besar. Ruangan yang besarnya 2x besar rumahku sekarang. Disana ada seorang sekretaris yang bertanya “ ada yang bisa saya bantu bapak??”.. ayahku menjawab “ saya hendak bertemu dengan bapak yang ada di ruangan itu..” “oh, apakah anda sudah membuat janji dengan bapak prasetyawan?? Karena beliau sedang rapat” jawab sekretaris tersebut. Ayahku menceritakan maksud kedatangannya yang bermaksud untuk mengembalikan tas yang ketinggalan ditaksinya. Sekretaris itu berkata “Baiiklah, silahkan bapak menunggi 15 menit lagi, karena meeting akan segera selesai”. Ayahku duduk diruang tunggu hingga akhirnya sang pemilik ruangan kembali. Sekretarisnya langsung mencertitakan maksud kedatangan ayahku dan segera bpk. Prasetyawan itu mempersilahkan ayahku masuk dalam ruangan megahnya.

Saat memasuki ruangan, ayahku begitu takjub dengan apa yang ada di ruangan itu dan ayahku sangat kaget ketika melihat sebuah benda yang ada tepat diatas kursi pemilik ruangan itu. Sebuah benda yang pernah ayahku lihat sebelumnya. Benda yang kini mendapat figura yang sangat besar dan terpasang dengan sangat gagah. Sebuah gambar hati dimana didalamnya ada tulisan namaku. Yah, nama Ronald anaknya. Kaki dan tangan ayahku lemas. Dia menjatuhkan tas itu dan menunjuk kepada gambar itu. Dia berkata “kamukah, anak yang dulu pernah saya usir dari rumahku dan saya larang untuk berteman dengan anakku Ronald??”…mendengar apa yang dikatakan ayahku, bpk. Prasetyawan ini makin kaget dan berkata, apakah anda bapak dari Ronald??Ronald sahabatku yang sangat aku rindukan???ronald yang karena dia aku menerima pekerjaan dikota ini??
Ayahku berlutut dan berkata “ya,akulah ayah Ronald yang dulu pernah mengusirmu..dulu pernah melarang engkau dan jahat kepadamu”. Bpk. Prasetyawan lantas berlari dan menghampiri ayahku, menganggakatnya dan memeluknya. Namanya ternyata adalah Banu Prasetyawan. Yah, sahabat karibku. Dia sekarang menjadi pengusaha ternama, dan singkat cerita, ayahku diangkat bekerja di perusahaannya dan keluarga kami kembali seperti dulu.
Keindahan sebuah komitmen yang dipegang apapun keadaan dan risikonya akan menghasilkan sesuatu yang indah bahkan sangat indah, jaga komitmen kita kepada Tuhan. Dia tidak akan pernah melupakan kita. AMIN.. (Sdr Theo)

Senin, 01 November 2010

suasana kebaktian


Suasana setelah persekutuan Doa...beres - beres tempat dulu hehehe...ayo dirapikan ya...semangat !!

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger