Kamis, 24 Februari 2011

Jangan Menerima Bayaran Untuk Kebaikan Yang Kauberikan

Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa beberapa sen uangnya, Dan dia sangat lapar. Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu. Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya, "Berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?" Wanita itu menjawab, "Kamu tidak perlu membayar apapun". "Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan" kata wanita itu menambahkan. Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata, " Dari dalam hatiku aku berterima kasih pada Anda."

Sekian tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit yang sangat kritis. Para dokter dikota itu sudah tidak sanggup menganganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, dimana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut. Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh pada mata dokter Kelly. Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju kamar si wanita tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, ia selalu memberikan perhatian khusus pada kasus wanita itu. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangatyakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidupnya. Akhirnya aa memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi, "Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.." tertanda, Dr. Howard Kelly. Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa, "Tuhan, terima kasih, bahwa CintaMu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan manusia."

Biasanya, kalau seseorang melakukan kebaikan, mereka selalu mengharapkan kebaikan mereka dibalas. Memang ada hukum tabur tuai, namun bila fokus kita seperti itu, segala kebaikan kita harus ada imbalannya, maka itu adalah pemikiran yang salah. Lakukanlah segala kebaikan dengan tulus, tanpa embel-embel apa pun. Jangan pernah berpikir tentang untung apa yang akan kita dapatkan jika kita berbuat kebaikan. Hal itu akan membuat kebaikan kita bukanlah kebaikan yang murni.(Sumber Internet)


Efesus 5:9 Sebab dari terang itulah terbit segala macam perbuatan yang baik, adil dan tulus pada pemandangan Allah.

Selasa, 22 Februari 2011

Yang Baik Dimata Tuhan

Ketika itu, di sore hari, saya mengunjungi rumah teman. Saya melihat koran lama yang dimeja. Tanpa pikir panjang saya langsung mengambil dan membacanya. Ada beberapa kalimat yang membuat saya tertarik untuk membacanya. Isi kalimat itu adalah : sumber dosa adalah uang, kekuasaan dan wanita. Kita tahu sendiri negara ini memiliki koruptor dari kelas teri sampai kelas kakap. Kita ambil contoh Gayus Tambunan. Kekuasaan? Ya, dengan kekuasaan manusia dapat bertindak semaunya, bahkan untuk mendapatkan kekuasan itu terkadang manusia saling bunuh. Lihat saja di negara Meksiko, dimana pemerintahannya harus tunduk kepada geng narkoba. Seakan-akan geng narkoba adalah pemimpin di Meksiko. Bahkan di Meksiko perang antara pihak kepolisian dan geng narkoba semakin parah. Sejak 2006 pertempuran keduanya telah menewaskan 33.000 orang !! Wanita? Banyak pria jatuh dalam dosa akibat tergoda oleh wanita, bahkan mantan presiden Amerika Bill Clinton terlibat skandal dengan seorang wanita sehingga menyebabkan karirnya hancur.

Saudara, saat kita membaca kalimat “Sumber dosa adalah uang, kekuasaan dan wanita”, Anda langsung menjawabnya dengan kata “Ya”. Saudara, Saya ingin mengajak Saudara untuk berpikir positif. Dengan uang : kita dapat menjadi berkat untuk orang yang tidak mampu, kita dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan kekuasaan kita dapat menjadi pemimpin yang baik, dapat mengatur wilayah yang terbentang luas melalui kuasa, dapat menjadi teladan yang baik karena menjadikan Tuhan sebagai pemimpin tertinggi. Dan wanita adalah sosok yang kita hargai karena dia lah yang menjadikan pria sukses karena dengan penuh kesabaran dan kelembutan hatinya, ia menjadikan pria menjadi bijaksana. Karena dibalik pria hebat selalu ada wanita hebat. Ketiga hal itu akan menjadi baik apabila tujuan kita untuk memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati Kita semua.

Matius 19:17 Yesus menjawab, "Mengapa engkau bertanya kepada-Ku mengenai apa yang baik? Hanya ada Satu yang baik. Kalau engkau ingin hidup, engkau harus taat kepada perintah-perintah Allah."

Oleh Sdra. Nino

Sabtu, 19 Februari 2011

Kuasa Tuhan Menguatkan Hidupku

Saya akan mengawali kesaksian ini dengan sebuah pernyataan bahwa “Tuhan adalah Tuhan yang Maha kuasa dan sangat luar biasa yang selalu turut campur dalam segala permasalahan, bahkan Tuhan selalu menjawab semua doa-doa kita.

Aku seorang ibu rumah tanggga yang sejak lahir hidup didalam Tuhan yang selalu setia berjalan bersama Yesus Kristus suka maupun duka. Kini saya dikaruniai 2 anak yang manis dan lucu. Saat kehamilan anak saya yang kedua banyak sekali permasalahan yang Tuhan ijinkan terjadi didalam keluarga saya. Padahal pada saat itu saya sebagai orang kristen yang rajin kegereja dan beribadah.

Setiap hari Minggu saya pasti ke Gereja. di Jl. Diponegoro dan setiap hari Jumat sore saya selalu mengikuti ibadah di GSII karena waktu itu ibadah kami hanya setiap hari sore saja. Itupun hanya beberapa orang saja dan duduknya masih menggunakan tikar, namun hal tersebut tidak menghalangi semangat saya dalam memuliakan nama Tuhan dan beribadah kepada Tuhan.

Dengan semangat saya itu, saya ikut melayani pekerjaan Tuhan meskipun hanya sebagai seorang pemimpin pujian. Ketika kehidupan keluarga saya berada dalam kedamaian, Tuhan ijinkan sesuatau terjadi didalam rumah tangga saya. Suami saya dipecat dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas. Selain itu suami saya dikeluarkan tanpa gaji bulanan ataupun pesangon. Hal tersebut membuat keluarga saya berantakan dan perekonomian keluarga kami menjadi kacau.Saat itu saya sdang hamil tua, dan anak saya yang pertama harus mendaftar masuk ke SD. Semakin sakit dan pedih hati ini rasanya. Namun, Tuhan membisikkan suaraNya ketelinga saya agar saya tetap bertahan dan terus berdoa kepadaNya. Pada saat berdoa saya tak mampu lagi membendung air mata ini, saya menangis dan menjerit kepada Tuhan. Saya meminta petunjuk dan jalan keluar. Saya juga meminta bantuan doa dari Ibu Gembala dan akhirnya saya diingatkan akan firman Tuhan yang tertulis dalam Maz 37 : 24 “Apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak sebab Tuhan menopang tanganNya”. Hati saya merasa damai dan saya tidak kuatir. Saya tetap rajin beribadah, berdoa, dan menyembah Tuhan.

Suatu saat aku terlena dan berpaling sedikit dari Tuhan. Seketika itu sayapun menjadi terpuruk. Saya dihadapkan kembali dengan permasalahan sampai saya menawarkan anak saya yang pertama ke saudara saya dengan meminta imbalan itu saya lakukan, karena saya tidak sabar untuk menanti jawaban Tuhan.

Namun tidak lama saya ditegur dan ditemplak Tuhan melalui nubuatan dan penglihatan. Saya tersadar dan saya menangis serta menjerit memohon ampun dihadapan Tuhan. Tuhan memang Maha kasih dan Maha Kuasa, Tuhan mendengar jeritan hati saya. Tuhan tahu anakNya yang menjerit membutuhkan mujizatNya. Dan Tuhan sendiri pula yang menngampuni dosaku.

Akhirnya saya mengurungkan saya tersebut,saat sampai dirumah ternyata sudah ada seorang tamu yang mencari suami saya. Rasa takut ada saat itu tetapi dalam hati hanya percaya dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Dan ternyata tamu tersebut adalah seorang Hamba Tuhan yang tidak saya kenali meminta suamiku untuk menghias dinding kamar anaknya. Dengan tangan terbuka suami saya menerima tawaran tersebut karena hal itu sesuai dengan pekerjaan suami saya. Dan yang lebih mengesankan lagi bahkan membuat saya menangis histeris karena saat itu ongkos langsung diberikan kepada suami saya, ketika saya buka amplop tersebut berisi uang sebesar 1 juta. Saya yakin dengan sangat kalau bukan dengan campur tangan Tuhan, maka semua itu tidak akan terjadi. Untuk meluapkan kebahagiaan yang tiada terukir itu saya sampai bersujud mengucap syukur kepada Tuhan.

Sesudah itu saya segera mempergunakan berkat tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami. Saya segera mendaftarkan sekolah anak saya dan persiapan biaya untuk bersalin. Selang seminggu dari kejadian yan luar biasa tersebut suami saya menadapatkan pekerjaan yang baru meskipun hanya sebagai karyawan toko.

Tuhan sangat luar biasa, Ia selalu turut campur tangan dalam setiap permasalahan yang kita hadapi. Oleh karena itu Sudara, marilah kita selalu berserah kepada Tuhan dan jangan menyerah karena kuasa dan mujizat yang ada di dalam Tuhan benar-benar luar biasa.

“diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan

yang menaruh harapannya pada Tuhan” (Yer 17 : 7)


Kamis, 17 Februari 2011

Apakah Engkau Mencintai Ku ?

Suatu hari, adrian bersama dengan teman – temannya merencanakan untuk bepergian ke berbagai tempat. Mereka merencanakan sesuatu yang tidak biasa. Sesuatu yang jarang ditemukan oleh orang orang lain di bumi ini. Adrian dan teman temannya pergi mencari Cinta yang sejati. Berbagai tempatpun di rencanakan untuk di kunjungi, yang pertama mereka akan pergi ke taman rekreasi keluarga, lalu mereka akan pergi ke hotel dan terakhir mereka akan pergi ke gedung pernikahan. Tempat itu di pilih karena adrian dan teman temannya merasa bahwa tempat itu adalah tempat dimana biasanya banyak orang akan membuktikan cinta mereka kepada pasangan anda. Adrian dan teman temannya sangat penasaran ingin melihat bagaimana sebenarnya cinta yang sejati itu. Maka berangkatlah adrian dan teman temannya ke tempat tempat yang sudah mereka rencanakan. Inilah perjalanan adrian dan teman temannya mencari cinta yang sejati.

Perjalanan pertama menuju taman rekreasi keluarga. Adrian dan teman temannya sudah membayangkan banyak hal. Mereka membayangkan akan melihat banyak sekali keluarga yang ada disana sedang berkumpul dan memperlihatkan cinta yang sejati, sampailah mereka di taman yang mereka maksud. Dan benar saja, mereka melihat ada satu keluarga yang ada disana sedang duduk bersama. Sang ayah sedang berlarian bersama anak anak dan sang ibu sedang mempersiapkan sesuatu bagi suami dan anak anaknya. Karena asyik berlarian, tanpa sengaja sang anak menendang tempat minuman yang ada di samping sang ibu dan terjadilah sesuatu yang adrian dan teman temannya tidak pernah bayangkan sebelumnya. Sang ibu melayangkan tamparan ke wajah sang anak “Plak”, dan spontan sang anak pun menangis dengan keras. Kakak dari anak ini mencoba untuk membela adiknya namun sang ibu justru mendorong sang kakak hingga jatuh. Sang ayah pun tidak bisa berbuat banyak melihat sang istri melakukan itu semua. Akhirnya keluarga itu pulang dengan wajah yang tidak berseri namun penuh dengan amarah dan tangisan. Adrian dan teman temannya menyimpulkan bahwa meskipun tampaknya rukun, namun cinta yang tidak sejati dapat dikalahkan dengan amarah sesaat yang sebenarnya tidak perlu di besar besarkan.

Perjalanan kedua adalah menuju hotel. Kenapa hotel? Entah mengapa adrian merasa di hotel akan banyak pasangan suami istri yang menginap disana

untuk membuktikan cinta mereka kepada pasangan mereka. Saat sampai, adrian dan teman temannya melihat satu mobil yang sangat mewah dan mereka tahu bahwa mobil itu sangat mahal harganya. Mobil itu masuk ke hotel dan tampaklah sepasang pria dan wanita keluar dari mobil itu. Namun anehnya adalah semua pegawai di hotel itu memandang sang wanita dengan pandangan yang sangat aneh dan sinis. Ternyata sang wanita adalah wanita panggilan yang rela menjual tubuhnya hanya demi uang. Apakah ini cinta sejati?tentu tidak. Adrian dan teman temannya menyadari bahwa cinta sejati tidak akan bisa di beli dengan uang yang bamyak sekalipun.

Tempat terakhir adalah gedung pernikahan. Adrian yakin akan melihat cinta sejati disana karena tentunya pasangan yang menikah adalah pasangan yang memiliki cinta sejati disana. Saat masuk tampaklah pasangan yang sedang melaksungkan pernikahan. Wajah ceria tampak dari pengantin itu. Menyapa para tamu dengan senyuman, adrian berpikir inilah cinta yang sejati. Namun adrian kaget ketika mendengar kabar bahwa sang mempelai pria subenarnya sudah memiliki istri dan anak yang ditinggal untuk mendapatkan istrinya yang sekarang. Wajah adrian berubah menjadi sedih. Bahkan di tempat pernikahanpun belum tentu ada cinta yang sejati, karena cinta sejati tidak akan pernah mendua dan melukai.

Dalam kondisi yang putus asa, adrian melihat gereja dan memutuskan masuk ke sana. Kebetulan ada ibadah yang sedang dilangsungkan. Adrian mengikuti ibadah itu, tanpa menyadari bahwa disanalah dia akan melihat cinta yang sejati. Sang pengkotbah menceritakan kembali kepada jemaat tentang kematian Yesus di kayu Salib. Semua karena Tuhan mencintai kita dengan cinta yang sejati. Khotbah ditutup dengan sebuah pertanyaan “Apakah anda mencinta Tuhah dengan cinta yang sejati?”. Pertanyaan itu terngiang dalam pikiran adrian dan teman temannya. Karena saat itulah mereka menyadari bahwa cinta yang sejati adalah cinta yang memberi tanpa berharap menerima, cinta yang sejati akan setia sampai akhir, dan cinta yang sejati adalah Tuhan sendiri. Sadarkah anda bahwa sebenarnya cinta sejati itu ada dalam diri anda? Yesus lah cinta yang sejati. Mari balas cintanya dengan mencintai Dia sepenuh hati anda.

Oleh Sdra. Theo

Rabu, 16 Februari 2011

Filosofi Cinta


“Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”

Kolose 2:8


Cinta merupakan sebuah fenomena yang melanda berbagai macam kalangan masyarakat. Tidak peduli dari golongan orang kaya, dari golongan kurang mampu, bahkan dari berbagai macam aliran agama, semua mengetahui yang dinamakan dengan cinta. Ada yang mengatakan kalau cinta itu manis, cinta tak harus memiliki, bahkan ada yang menganggap bahwa cinta itu buta. Saudara, ada banyak sekali pandangan tentang cinta yang beredar di sekitar kita, tetapi ada satu hal yang perlu kita perhatikan, sudah sejalankah pandangan cinta yang kita miliki itu dengan ajaran Kristus? Di dalam surat Kolose, Rasul Paulus mengingatkan kita agar kita berhati-hati dengan filsafat/pandangan yang kosong dan palsu. Di jaman sekarang ini, Iblis memanfaatkan cinta untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan. Iblis menyebarkan ‘virus cinta’ yang kelihatannya menawan, namun sebenarnya kosong dan palsu. Virus itu pun sangat mematikan karena penuh dengan tipu daya untuk menjerat anak-anak Tuhan. Saya mempunyai teman sepelayanan yang sedari kecilnya sudah mengikut Tuhan dengan sungguh, rajin Sekolah Minggu, bahkan ketika beranjak SMA mulai terjun dalam pelayanan musik. Kakaknya pun adalah seorang hamba Tuhan. Namun karena ia mulai mengenal pergaulan dunia, masuklah ajaran dari dunia ke dalam hidupnya, sehingga ia pun menjalin hubungan dengan perempuan yang tidak seiman, dan akhirnya karena cinta, ia meninggalkan imannya dan berpindah agama. Banyak orang yang menganggap itu ‘bukan masalah yang besar’, namun sesungguhnya saya ingin mengingatkan, ini adalah masalah keselamatan kekal kita, masalah kesetiaan dan komitmen kita kepada Tuhan, dan jangan sekali-kali bermain-main dengan hal tersebut! Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan Yesus akan datang, jadi janganlah mengambil resiko. Dan saya sedih sekali, karena tidak sedikit orang-orang yang saya kenal jatuh di titik ini, meninggalkan Tuhan hanya karena cintanya kepada manusia. Selain cinta kepada manusia, Iblis juga menyesatkan manusia dengan menyebarkan virus ‘cinta kepada hobi’ atau ‘cinta kepada hal yang disukai’. Pada kesepuluh Hukum Allah (Keluaran 20), disana tertera dengan jelas pada hukum pertama dan kedua, bahwa Allah – tidak menghendaki ada allah lain di dalam hidup kita, apalagi sampai sujud menyembah dan memuja-mujanya. Pada kenyataanya, banyak orang yang memiliki allah lain dalam hidupnya, baik sadar atau tidak sadar. Dengan memanfaatkan situasi, Iblis membuat ‘idol’ (idol=allah palsu) yang dipuja-puja oleh banyak orang, dan hei, sekali lagi Iblis menyesatkan manusia dalam hal kecintaan mereka akan sesuatu. Ada orang yang begitu mencintai idolanya sehingga ia akan mempertaruhkan apa pun demi idolanya. Ketika idolanya diejek, tidak terima dan membelanya mati-matian. Bahkan mungkin ketika ia sedih, ia malah akan mendengarkan lagu-lagu idolanya daripada datang sujud menyembah kepada Tuhan. Perlu kita ingat lagi, kecintaan kita kepada sesosok idola dunia tidak akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik, ia juga tidak bisa memberikan kekekalan, ia hanyalah ‘tipu muslihat’ Iblis untuk menjatuhkan kita dan merebut keselamatan kita. Bersyukurlah Saudara ketika kita mulai mengidolakan sesuatu dan Tuhan menegur kita, hendaknya kita sadar betapa Allah mengasihi kita. Jangan sampai Allah menjadi jemu seperti Allah jemu kepada bangsa Israel, “…Pada hari ini sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu…Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu….Mereka suatu bangsa yang sesat hati dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku. Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku : Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” (Mazmur 95:6-11) Allah jemu dengan bangsa Israel yang di dalam hatinya penuh dengan kecintaan akan allah lain, kepada anak lembu emas yang mereka buat dan dewa-dewa asing dalam hidup mereka.

Cinta akan uang juga telah menjangkiti anak-anak Tuhan. Dan hal ini membuat banyak sekali kejahatan yang terjadi. Kejahatan yang terekspos dan yang tidak terekspos, seperti lebih memilih bekerja daripada beribadah pada hari Sabat, lebih berpikir tentang kekayaan dunia daripada kekayaan rohani. Mereka berpikir dengan kekayaan dunia, mereka akan bahagia dan mendapatkan kesejahteraan. Namun sesungguhnya itu adalah hal yang semu dan fana, bersifat sementara saja dan di dalamnya tidak pernah ada sukacita dan damai yang sejati. Di jaman sekarang pun Iblis menyesatkan orang-orang yang dipanggil Tuhan, agar mereka tidak menjadi yang terpilih. Mari Saudara kita memiliki pandangan yang benar akan cinta, cinta dalam hal apapun, dan terlebih lagi cinta akan Tuhan. Orang-orang yang mencintai Tuhan dengan sepenuh hati akan terus mengikutiNya sampai akhir, medan apa pun yang dihadapi akan tetap dijalaninya. Cinta kita akan Tuhan juga akan membuat kita lebih haus dan lapar akan kehadiran-Nya dalam hidup kita, serta kita akan menjadi pelaku-pelaku firman-Nya yang kuat! Jangan mau tertipu dengan filosofi-filosofi kosong Iblis, namun terus pegang kebenaran yang Tuhan beri! Tuhan memberkati J

Oleh Sdra. Daniel

Selasa, 15 Februari 2011

Mengampuni yang tak Terampuni

“Keluarga saya pernah bilang, kalau suami sudah mengancam istri dengan senjata tajam, kalau saat ini tidak sampai terluka, suatu saat nanti pasti akan terjadi,” kata Rebeka. Dan ternyata ucapan keluarganya itu memang benar terjadi.

Pertemuan Dengan Suami

Rebeka bertemu dengan suaminya yang bernama Tarigan di Pekan Baru. Pada waktu itu Tarigan bekerja sebagai salah seorang karyawan perkebunan. Hampir setiap hari Tarigan mampir ke warung milik saudara Rebeka untuk membeli barang. Rebeka yang pada waktu itu sudah memiliki kekasih hanya memandang Tarigan dengan sebelah mata, terlebih lagi karena pendiriannya yang keras untuk tidak menjalin hubungan dengan Tarigan. Karena ia melihat Tarigan sering menenggak minuman keras dan juga bersifat kasar. Namun setelah Tarigan memikat Rebeka dengan sebuah ilmu pelet, Rebeka pun akhirnya jatuh hati kepadanya dan mulai sering memikirkan keberadaan Tarigan setiap hari. Ia meninggalkan kekasihnya dan menjalin hubungan dengan Tarigan.

Setelah berpacaran selama 3 bulan, Rebeka dan Tarigan memutuskan untuk menikah di tahun 1986. Istilah Bataknya, mereka dipasu-pasu di Medan. Di awal pernikahan mereka, sifat asli Tarigan mulai kelihatan. Ia sering bersikap kasar kepada istrinya, mabuk-mabukan dan bermain judi. Jika ada sesuatu yang membuatnya emosi maka ia akan melempar barang-barang yang ada di rumahnya dan selalu mengancam Rebeka dengan sebuah pisau parang.

Selain mempunyai ilmu pengasihan, Tarigan juga mempunyai ilmu untuk mengobati orang. Dia suka didatangi oleh orang-orang yang mau berobat kepadanya. Tetapi tidak jarang juga rumah mereka didatangi oleh orang-orang yang datang menagih hutang kepada Rebeka ketika Tarigan tidak pulang ke rumah. Mereka adalah pemilik lapo – warung tongkrongan orang Batak. Dengan terpaksa Rebeka pun harus menerima ancaman dari orang-orang tersebut sementara suaminya sendiri jarang pulang ke rumah.

Setelah anak pertama mereka lahir, perilaku Tarigan juga tidak berubah. Dia malah semakin berani bertindak kasar dan keributan di rumah tangga mereka selalu terjadi berulang-ulang. Tarigan tidak mempunyai tanggung jawab sebagai seorang suami dan bapak. Ia sering menghabiskan uangnya untuk berjudi sehingga terkadang anak dan istrinya sampai tidak bisa makan karena tidak memiliki uang sepeser pun. Tidak tahan dengan keadaan rumah tangga yang penuh dengan kekerasan, Rebeka pun akhirnya memilih untuk bercerai dengan suaminya. Namun setelah perceraian tersebut, anak Rebeka mengalami sakit karena kerinduan kepada ayahnya. Tarigan datang menjenguk. Dan di hadapan Rebeka dan Tarigan, anak mereka berkata, “Mama sama bapak tidak boleh berpisah. Mama sama bapak harus bersatu seperti dulu.” Mendengar ucapan anaknya yang sedang sakit membuat Rebeka memutuskan untuk tinggal kembali bersama Tarigan.

“Saya merasa bukan badan saya saja yang sakit, tetapi hati saya sangat sakit. Karena seakan-akan saya merasa saya adalah sapi perah suami saya. Tetapi terus terang untuk meninggalkan suami saya – saya sudah malu. Ada sekitar empat kali saya pergi berusaha tinggalkan suami dan balik kembali. Hingga saya bertekad, apa pun yang terjadi saya tidak akan meninggalkan suami saya lagi,” kata Rebeka.

Pembantaian Sadis Di Sore Hari

Suatu hari di bulan Mei 1999, Rebeka berencana untuk pergi ke rumah orangtuanya di Dumai untuk bertemu dengan anak ketiganya dan adiknya yang sedang melahirkan. Tarigan tidak dapat ikut karena ia tidak memperoleh cuti dari tempat kerjanya. Ketika hari menjelang sore, Rebeka meminta pertolongan seorang pria untuk mengambilkan buah kelapa di atas pohon kelapa di samping rumahnya. Pada saat ia mengucapkan terima kasih kepada pria itu, Tarigan datang sambil menatap Rebeka lalu menyuruh salah seorang anaknya untuk meminjam pisau parang kepada tetangganya. Sambil membereskan buah kelapa yang baru saja dipetik, Rebeka memperhatikan suaminya sedang mengasah pisau parang di depan rumah. “Saya melihat sesuatu yang sangat jahat ada di wajah suami saya. Seakan-akan Dia mau menelan saya. Tapi perasaan itu saya tepiskan jauh-jauh,” kata Rebeka.

Setelah berkemas, jam 3 sore Rebeka dan kedua orang anaknya pergi meninggalkan rumah. Ketika hendak pergi, ia tidak menemukan Tarigan di dalam rumah. Akhirnya mereka pun pergi tanpa sempat berpamitan kepada Tarigan. Baru saja 100 meter pergi meninggalkan rumah, Rebeka menyuruh salah seorang anaknya untuk pulang mengganti alas kakinya dengan sepatu. Anak itu pun segera berlari menuju ke rumah, sementara Rebeka berjalan pelan bersama anaknya di tengah perkebunan kelapa sawit.Di tengah perkebunan, terlihat Tarigan sedang duduk jongkok di bawah pohon. Hati Rebeka mulai merasa resah dan jantungnya berdetak tidak beraturan ketika langkah kakinya semakin mendekati Tarigan. Tarigan bangkit berdiri dan menghentikan perjalanan Rebeka. “Kamu bilang anak kita sakit karena saya. Tapi anak kita sakit gara-gara kamu!” bentak Tarigan. Lalu ia mengambil pisau parang yang ia selipkan di belakang celananya dan mengangkatnya tinggi-tinggi di depan Rebeka. Ia hendak membacok tubuh Rebeka, tapi Rebeka segera menangkis bacokan parang tersebut dengan tangan kanannya. Darah segar mengalir deras. Telapak tangan kanan Rebeka putus dan jatuh ke tanah. Rebeka merasakan tangannya mulai dingin dan ia terkejut melihat telapak tangan kanannya sudah berada di atas tanah. Sabetan pisau parang yang sangat tajam membuat Rebeka tidak menyadari tangannya sudah putus dalam sekejap mata. Ia berusaha lari sekuat tenaga namun ia terjatuh. Tarigan segera mengayunkan kembali parangnya dan kali ini mengenai kaki kanan Rebeka. Kaki Rebeka putus seketika itu juga diiringi kucuran darah segar dari bekas bacokan di kakinya.

Melihat darah sudah berceceran di mana-mana, Tarigan tetap tidak menghentikan aksinya. Ia terus menghujamkan parangnya ke tubuh Rebeka sehingga melukai beberapa anggota tubuh lainnya. Rebeka hanya bisa berteriak histeris di tanah sambil menangkis ayunan-ayunan pisau parang dari Tarigan dengan kaki kiri dan tangan kirinya. 3 jari di tangan kiri Rebeka putus. Kaki kirinya banyak mengalami luka sobek. Darah segar mulai membanjiri tanah di perkebunan yang sepi pada sore hari itu. Tarigan semakin liar dan membabi-buta mengayunkan pisau parangnya ke arah Rebeka.Dalam keadaan terkapar dengan tubuh terluka, Rebeka dihampiri oleh anaknya. Ia tidak meninggalkan sang ibu ketika ayahnya sedang mencoba menghabisi nyawa Rebeka. “Mama, kenapa bisa begini,” katanya sambil bersujud di dekat Rebeka dan memeluk kepala Rebeka di pangkuannya. “Nggak apa-apa nak, mama nggak apa-apa,” jawab Rebeka. Lalu anak itu menangis menciumi Rebeka. Melihat anak dan istrinya menangis, Tarigan bangkit berdiri dan hendak menghabisi nyawa anaknya. Namun anaknya itu segera berlari. Tarigan tidak mengejar. Tarigan melemparkan pisau parangnya ke samping tubuh Rebeka dan mengambil dompet miliknya. “Pa, jangan pergi, jangan tinggalkan saya. Tolong saya, pa! Bawa saya ke rumah sakit, saya takut di sini,” seru Rebeka sambil mengerang kesakitan. Tarigan menoleh dan menjawab, “Di situ sajalah kamu. Saya mau pergi ke kantor polisi.” Ketika berjalan, Tarigan memungut potongan tangan kanan Rebeka yang putus. “Inilah kenang-kenangan terakhir dari saya,” kata Tarigan sebelum ia melemparkan potongan tangan tersebut kepada Rebeka.

Masa Meregang Nyawa

Rebeka mulai merasakan dingin dari kaki menjalar ke seluruh tubuhnya. Hatinya tercabik-cabik melihat tindakan sang suami yang sekeji itu. Hembusan angin semakin menambah rasa sakit di tubuh Rebeka. Detik demi detik berlalu, Rebeka semakin takut akan kematian. “Tuhan tolong saya, saya tidak mau mati dengan cara seperti ini, saya masih punya anak-anak Tuhan, tolonglah saya,” doa Rebeka dalam hati dalam keadaan setengah sadar. Selang beberapa waktu, Rebeka ditolong oleh tetangganya yang tak sengaja lewat di perkebunan. Awalnya ia sempat dikira sudah meninggal. Ia segera dilarikan ke rumah sakit untuk dioperasi. 4 bulan lamanya ia berada di rumah sakit untuk dirawat secara intensif.

Tarigan Dijatuhi Hukuman

Setelah keluar dari rumah sakit, Rebeka langsung menghadiri sidang suaminya. Keadaannya saat itu sangat memperihatinkan, sebab kini tangan dan kakinya buntung. Perasaan benci dan dendam kepada Tarigan menguasai hatinya. Tarigan dijatuhi hukuman 8 tahun penjara. Namun karena berkelakukan baik, pada akhirnya Tarigan dibebaskan setelah menjalani hukuman 4 tahun kurungan penjara.

Menjadi Orang Minder

Perasaan tidak berharga karena kondisi tubuh yang tidak normal lagi membuat Rebeka hidup dalam keminderan. Ia bahkan sempat mencoba untuk bunuh diri. Namun ketika melihat anak-anaknya, ia mengurungkan niat tersebut. Rasa dendam kepada sang suami tak kunjung usai. Ia pun menjadi trauma setiap kali melihat pisau parang dan laki-laki. Rebeka menjadi seorang pemarah dan sering putus asa dalam menjalani hidup.

Pengampunan Kepada Sang Suami

Pada suatu hari, seorang teman datang menemui Rebeka. Dalam pembicaraan mereka, ia meminta Rebeka untuk mengampuni suaminya. Ia mencoba mengingatkan Rebeka bahwa jika ia masih menyimpan dendam maka itu akan menjadi penghalang doa-doanya kepada Tuhan. Namun Rebeka tidak bisa menerimanya. Ia masih sangat membenci suaminya, terlebih ketika kejadian di perkebunan itu terulang kembali dalam ingatannya. Berkali-kali teman-teman Rebeka mencoba menasihatinya. Rebeka pun mulai berdoa. “Saya meminta agar Tuhan bekerja di hati saya dan memberikan roh kelembutan kepada saya,” kata Rebeka.

Empat tahun setelah kejadian tragis tersebut, Rebeka mengambil keputusan tersulit yang akan mengubah seluruh kehidupannya. “Saya ingat firman Tuhan, saya harus mengampuni,” kata Rebeka. “Sebab saya tahu, dibalik kejahatan yang dilakukan suami saya kepada saya, pernah juga saya menerima kebaikannya. Akhirnya saya bisa mengampuni. Ada sukacita di hati saya dan saya merasa hidup saya tenang. Lepas dari beban yang sangat berat.”

Sembilan tahun kini sudah berlalu semenjak kejadian itu. Saat ini Rebeka menggunakan kaki palsu untuk membantu seluruh aktivitasnya. Bersama anak-anak tercintanya ia menjalani hidup yang bahagia. Hanya dengan mengampuni seluruh perbuatan suaminya, Rebeka terlepas dari sakit hati, dendam, kebencian dan kepedihan yang selama ini membelenggu hidupnya.

“Memang Tuhan itu sangat baik, Tuhan telah menyelamatkan saya dari kematian. Hingga walaupun keadaan saya cacat, tetapi sampai saat ini saya masih bisa bersuka cita. Saya hanya bisa berharap dan berdoa agar suami saya bertobat dan Tuhan memberkati hidupnya dengan selalu memberikan yang terbaik kepadanya,” kata Rebeka dengan tulus sepenuh hati sambil menutup kesaksiannya.

Sumber Kesaksian :
Rebeka Kustiana Br. Tarigan

Bermain layang layang


Suatu kali saya duduk di depan rumah sambil melihat canda dan tawa anak – anak SD yang sedang asik bermain layang – layang di hari liburnya. Ketika layang – layang sudah mulai naik, saya menjadi heran dan penasaran, kenapa layang – layang bisa mengudara setinggi itu? Saya mendatangi kumpulan anak – anak tersebut dan saya dapati 1 anak yang sedang sibuk menarik narik benangnya. Saya ambil alih benang itu, saya coba tarik benang itu dan mencoba berbuat seperti yang anak – anak lain kerjakan. Semakin saya tarik dan ulur, layang – layang yang tadinya cuma setinggi pohon kelapa samping rumah, menjadi semakin tinggi dan mengudara dengan layang – layang lainnya. Sejenak saya diam dan tidak menarik atau mengulur layangan itu. Saya penasaran apakah yang akan terjadi jika saya cuma diam dan tidak melakukan apa – apa dengan benang atau layang – layang yang sudah mengudara itu?? Yang terjadi adalah benang semakin kendor, layang – layang semakin turun. 1 anak yang punya layang – layang itu pun mulai menegor saya, ”mbak ojo meneng tok!! Mengko layang – layange tibo nyangkut wit! Nek tanganmu kesel benange di ukel alon-alon wae…” (Jangan hanya diam saja, nanti layangannya tersangkut di pohon! Kalau capek, benangnya digulung pelan-pelan) kata anak itu sambil mengulur ulur layang – layang milik adeknya. Saya cuma tertawa melihat ekspresi anak itu sambil menggoda dia tanpa memperhatikan benang yang ada ditangan saya sampai akhirnya layang – layang itu nyangkut di antine televisi tetangga saya. Saya merasa bersalah dan panik karena itu bukan layang – layang milik saya. Dengan nada menghibur saya berkata kepada pemilik layang layang itu, “dek, santai wae..iki layang – layangmu mengko tak ganti duit, tukuo meneh ya..” (Dik, santai saja, layanganmu saya ganti dengan uang, nanti beli lagi ya). Anak itu mengangguk sambil tersenyum kepada saya. Setelah semuanya bubar, saya mencoba menarik – narik benang yang nyangkut di antine itu, saya tarik, saya gulung dan saya putuskan benang yang masih nyangkut. Lalu saya bawa pulang gulungan benang itu tanpa layang – layangnya karena masih nyankut di antine.

Dari cerita layang – layang ini, saya mendapatkan 2 hal yang juga menjadi perenungan saya secara pribadi. Yang pertama, kisah layang – layang yang saya tarik ulurkan dan sudah mengudara di atas diumpamakan iman kita. Ketika iman percaya sudah kita miliki namun kita tidak berbuat apa – apa untuk untuk mempertahankan iman itu, bahkan hanya diam saja, maka lama kelamaan kadar iman kita akan menjadi tidak stabil bahkan menurun seperti layang – layang tadi. Saat iman ini mulai turun, ketika kita tersangkut dalam suatu masalah, kita akan lebih mudah ikut terjerat dalam permasalahan itu hingga menjadi bingung dengan apa yang harus kita lakukan. Padahal jika kita tetap selalu menjaga iman kita, saya percaya bahwa masalah apapun yang Tuhan ijinkan terjadi, pasti bisa kita hadapi karena Tuhan sudah siapkan jalan keluar untuk setiap permasalahan kita. Yang kedua, kisah layang – layang yang tersangkut di antena itu diumpamakan masalah kita. Ketika saya mencoba memutuskan benang layang – layang itu, saya bawa pulang benangnya, saya pikir masalah sudah selesai. Namun bisa kita lihat bahwa layang – layang itu masih tetap nyangkut di antine itu. Saat kadar iman kita sedang menurun atau drop, seringkali kita bergerak dan memutuskan masalah itu sendiri tanpa melibatkan Tuhan. Kita menganggap bahwa apa yang kita lakukan itu sudah benar dan akan menyelesaikan masalah. Tapi apakah masalah itu bisa selesai dengan tuntas tanpa masalah baru? Mari belajar melibatkan Tuhan dalam setiap masalah, masalah besar dan masalah kecil sekalipun. Tuhan kita mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah.

Mari jadikan tahun ini, menjadi semangat yang baru untuk semakin memupuk iman percaya yang kita miliki. Sehingga saat Tuhan ijinkan malasah dan persoalan terjadi, kita mampu menghadapi karena kita punya Yesus yang luar biasa. Remember, faith without works is nothing. (sdr Ning)

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger