Sejarah EL - A YOUTH

 El-A YOUTH, itulah namanya. Nama sebuah komunitas anak muda yang menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan selalu rindu melayani Tuhan. Walau terbilang kecil, namun mereka tidak berpacu pada pandangan manusia, tetapi pada pandangan Allah. Kecil bagi manusia, bukan berarti kecil bagi Allah itulah prinsip yang selalu mereka pegang dalam pelayanan. Tuhan tidak akan memandang seberapa jumlahnya namun, bagaimana hatinya. Komunitas ini berawal dari rumah kecil yang ada di jalan Dr Muwardi 47 Nanggulan salatiga. Disini, mereka berjumlah 40 orang. Jumlah yang sangat fantatis bagi sebuah komuitas yang dibuka. Dipimpin oleh seorang gembala bernama Pdt Susana, dibantu oleh HT Rode dan dibimbing oleh pemuda oleh ketua pemuda remaja bernama Sdri Veronica, komunitas ini berjalan sangat cepat. Pertumbuhan imannya para anggotanya bisa dilihat secara nyata dengan pemakaian dan karunia Roh Kudus yang terjadi selama ibadah. Penglihatan dan nubuatan turun seperti hujan. Sangat deras. Hampir semua anggota mampu berbahasa Roh dan mendapatkan penglihatan. Setelah berjalan beberapa tahun, tempat ibadah tersebut harus segera ditinggalkan karena masa kontrak yang sudah habis. Maka komunitas ini berpindah tempat dijalan Merapi 686/19a Salatiga. Tempat ibadah yang cukup jauh dari tempat semula dan sulit dijangkau dengan kendaraan. Awalnya semua berjalan seperti biasa, namun ternyata lama kelamaan badai mulai menguncang persekutuan ini. Para anggota mulai jarang bahkan tidak pernah datang pertemuan-pertemuan dengan alasan tempat yang jauh dan tidak nyaman. Dari jumlah yang hampir 50 anak, pada akhirnya jumlah tersebut hanya tersisa 6 anak. Sdri Asih, sdri Galih, sdri Retno, sdra Theo, sdra Yoas dan sdra Andi. Sdri Veronica sebagai ketua pemuda remaja harus pergi dan melanjutkan studinya ke Yogyakarta, sdri Ani sebagai anak pertama yang menerima karunia bahasa Roh pergi sejenak meninggalkan Tuhan untuk megejar kepentingan dunia, sdra Phieter dan Yosep yang adalah kakak adik memilih melayani di gereja lain yang lebih besar. Sdri Wanti juga memilih berpindah gereja. Namun, perkumpulan tetap berjalan walau dengan jumlah yang amat sedikit.

Beberapa tahun kemudian, melihat banyak anak sekolah minggu yang sudah beranjak dewasa, maka 4 orang memutuskan untuk membuat komisi pra remaja. Sdra Theo, sdri Galih, sdri Asih, dan sdra Yoas menjadi pembimbing bagi anak-anak pra remaja. Awalnya jumlah anak pra remaja sangat sedikit, hanya 4 orang. Sdri Dwi, sdri Hana dan sdra Danang serta sdri Fanny. Ibadah berjalan selama beberapa bulan hingga akhirnya jumlah mereka bertambah dengan pesat. 3 orang anak pra remaja ini menjadi penjala jiwa bagi Tuhan dengan mengajak banyak teman mereka untuk datang. Dan para teman mereka  juga mengajak teman yang lain sehingga pra remaja berjumlah sangat banyak. 4 Orang pembimbing bekerja dengan sepenuh hati menumbuh kembangkan pelayanan pra remaja. Banyak program acara dibuat guna mempererat hubungan antar pribadi. Namun apa daya, ternyata apa yang pernah terjadi beberapa tahun lalu terjadi lagi. Karena banyak alasan pribadi maka banyak sekali anak pra remaja yang tidak datang lagi dalam ibadah. Jumlah anak hanya tersisa 2 yaitu sdra Danang dan sdri Dwi. Maka dengan banyak pertimbangan ibadah remaja pemuda dan pra remaja dilebur menjadi 1 hari yaitu hai rabu sore jam 5.   8 anak : 6 remaja dan 2 pra remaja tanpa lelah dan tanpa pamrih melayani Tuhan dengan apa yang bisa mereka lakukan. Semua dilakukan untuk Tuhan Hanya untuk Tuhan.

Pdt Susana sebagai Gembala dan HT. Rode sebagai pembimbing selalu memberikan banyak Firman dan banyak wejangan agar mereka mencari jiwa dan membawanya kepada prsekutuan agar jiwa-jiwa tersebut mengenal pengajaran Roh Kudus. Berbekal pengetahuan Firman yang didapatkan mereka berusaha menggandeng teman atau kerabat untuk datang ke persekutuan namun jalan terjal kembali menghadang, semua tampak sia-sia karena jumlah mereka tetap sama yaitu 8 orang. Tanpa lelah dan mengeluh gembala dan Hamba Tuhan ini selalu memotivasi mereka dan berkata “kalian bisa!”. Semangat itulah yang membuat mereka menentukan visi “To reach The Unreach”atau “menjangkau yang tak terjangkau”. Beberapa tahun, jalan Tuhan semakin nampak. Tuhan mulai menunjukkan kuasa dan penyertaanNya. Jiwa-jiwa baru seperti sdra Dodik, sdra Daniel dan sdra Wahyu mulai didatangkan. Jiwa lama seperti sdri Wanti dan sdri Ani kembali aktif dalam persekutuan. Luar biasa !.

Akhirnya dengan kuasa dan kebaikan Tuhan, perkumpulan ini menginjak usia yang ke 11 pada Tahun 2009. Kami makin melihat jalan Tuhan yang luar biasa. Sdra hizkia dan sdra nino adalah beberapa contoh jiwa yang masuk dalam persekutuan dan menjadi anggota keluarga yang sangat dikasihi. Semangat mereka bertambah walau dalam kenyataannya tantangan ternyata semakin berat mereka lalui. Permasalahan antar anggota menjadi pisau dan gunting yang siap memutuskan tali yang sudah terbangun selama ini diantara mereka. Pelayanan demi pelayanan dilalui bersama. Banyak hamba Tuhan datang dan memberkati seta mengangkat topi bagi perkumpulan ini. Kecil namun luar biasa. Mereka melangkahkan kaki bersama dan melewati masa depan yang penuh harapan.

Pada tahun 2011 usia perkumpulan ini adalah 13 tahun. Sungguh bukan usia yang singkat. Bukan usia yang kecil lagi. Sekarang jiwa baru seperti sdri ning menjadi anggota keluarga yang makin membuat mereka bersemangat dalam Tuhan. Tahun ke 11 memang menjadi tahun yang paling berat bagi mereka. Ditahun itulah mereka digoncang dengan berbagai masalah dan keadaan. Di tahun itulah tantangan seakan menjadi sangat besar untuk menguji seberapa kuat mereka dalam mempertahankan persatuan. Maka ditahun 2011 ini saya percaya , sangat percaya bahwa mereka akan belajar dari pengalaman. Kini saya percaya Tuhan akan buka kepada mereka apa yang belum pernah mereka lihat dan dengar. Tuhan akan berbuat sesuatu untuk mereka. Teman-temanku semangat ya...aku bangga mempunyai rekan kerja seperti kalian. Tuhan tidak tidur, mari kita terus melayani Dia dan melihat Dia akan berbuat sesuatu bagi kita. Mari kita bergandengan tangan bersama dan berlari menuju “PERSATUAN TANPA BATAS”.

“hal paling indah dalam hidupku adalah ketika aku melihat kalian tersenyum dan bahagia. Hal yang pling kunantikan adalah gandengan tangan kalian yang membuatku kuat menanggung beban. Hal yang paling kurindukan adalah melihat kita bersama menuju persatuan tanpa batas yang terus naik ketika sekitarnya turun. Kita pasti bisa kawan, bukan kawan...kita pasti bisa saudara dan saudariku”-Theo EL - A Youth Ministry Salatiga (Juni 2010)

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger