Minggu, 29 Mei 2011

Persatuan dan Harmoni

Apalah daya seekor semut? Bukankah ia hanya binatang yang amat kecil? Ia tidak dapat berbuat apa – apa jika ia hanya sendirian. Namun ketika ia berkumpul dengan koloninya, mereka dapat memangsa seekor kaki seribu yang ukuran badannya ribuan kali lipat ukurannya! Kekuatan mereka berasal dari kerja sama dan kesatuan koloni mereka.

Seekor angsa hanya dapat terbang mungkin sejauh puluhan kilometer saja. Namun ketika ia terbang berkelompok dengan formasi V, formasi yang tidak diajarkan oleh siapa pun (dan mereka tidak mengikuti kursus tertentu untuk belajar formasi itu), mereka dapat terbang sejauh ribuan kilometer lintas negara dan lintas lautan! Formasi V lahir dari kesatuan dalam kelompok mereka.

Apalah arti suara simbal jika ia hanya sendirian? Hanya akan membuat telinga kita merasa sakit saat mendengarnya. Namun lihatlah, ketika ia bergabung dengan suara – suara lain dalam sebuah orchestra, ia akan membuat orchestra itu menjadi harmoni yang indah sekali.

Persatuan tidak berbicara mengenai kesamaan, namun persatuan adalah sebuah harmoni. Dimana masing-masing bagian memainkan musiknya. Persatuan juga bukanlah satu suara yang dipaksakan. Pernahkah Anda melihat sebuah orchestra namun hanya terdiri dari piano saja? Atau biola saja? Itu bukanlah harmoni. Di dalam persatuan mungkin ada banyak perbedaan pendapat, dan janganlah memaksakan kebenaran satu pendapat, itu akan membuat harmoninya kacau, suasananya berubah.

Harmoni adalah meski kita menyanyikan nada yang berbeda (suara 1 dan suara 2), namun kita menyanyikan lagu yang sama, dengan ketukan dan birama yang sama, dan mengakhiri lagunya bersama – sama. Dalam sebuah harmoni dibutuhkan sebuah pengertian yang besar, ada kalanya waktu untuk piano memainkan nadanya sendirian, ada kalanya penyanyi bernyanyi dan music berhenti, dan ada waktu untuk bermain bersama menciptakan paduan music yang merupakan gambaran dari sebuah persatuan. Untuk menciptakan hal seperti itu, tidak bisa secara instan begitu saja, dibutuhkan banyak waktu berkumpul untuk latihan, untuk mengenal karakter masing – masing bagian agar mereka dapat menyajikan perpaduan music yang indah. Dan yang tidak kalah penting adalah, setiap bagian mengerti karakter mereka, dan kapan mereka harus memainkan bagian mereka.

Satu masalah klasik dalam gereja sejak dulu adalah masalah persatuan. Terlalu banyak denominasi gereja yang muncul dan memisahkan diri karena mereka menganggap ajaran mereka yang paling benar. Ini merupakan salah satu beban yang Yesus rasakan, bahkan ketika Ia hidup di dunia, Ia berdoa agar kita menjadi satu (Yohanes 17:21). Dan ini adalah doa Yesus yang belum terjawab. Banyak gereja yang malah saling menjegal, mengejar kemuliaan diri, tanpa pernah mau mengerti bahwa Yesus rindu untuk anak – anakNya menjadi satu.

Saudara tahu betapa dahsyatnya kekuatan yang ditimbulkan oleh persatuan?

· “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.” (Kejadian 11:6). Itu bukan manusia lho yang ngomong, tapi Tuhan sendiri yang ngomong, how great is the power of unity, betapa dahsatnya kekuatan sebuah persatuan! Cuma, saat itu manusia menggunakan persatuan mereka untuk sesuatu yang salah, untuk meninggikan diri mereka, oleh karena itu Tuhan menggagalkan rencana mereka dengan membuat mereka terpecah. Penting bagi setiap kita untuk menempatkan Tuhan di atas semuanya, termasuk di dalam persatuan kita. Biarlah Tuhan yang pimpin, dan lihat, tidak ada hal yang mustahil!

· “Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang” (Ulangan 32:30). Salah satu kekuatan persatuan adalah kekuatan multiplikasi untuk mengalahkan musuh. Apa itu? Renungkan baik – baik ayat di atas, 1 orang mengalahkan 1000 orang, 2 orang mengalahkan 10000, dan jika saya boleh meneruskan, 3 orang mengalahkan 100000, 4 orang mengalahkan 1000000, dan 7 orang mengalahkan 1 milyar musuh! Dan dibagian akhir ayat tersebut mengatakan, “…dan TUHAN telah menyerahkan mereka.” Ya, intinya tetap Tuhan yang mengalahkan musuh, namun tetap kita tidak boleh melupakan faktor persatuan itu, karena itu adalah faktor multiplikasi jumlah musuh yang dapat kita kalahkan! Bayangkan jika dalam 1 kota gereja – gereja mau bersatu, musuh seperti apa pun pasti bisa dikalahkan untuk membawa kota itu kepada TUHAN!

“Dan lagi Aku berkata kepadamu : Jika dua orang sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah – tengah mereka.” (Matius 18:19-20). Tuhan kita mengerti betapa sukarnya anak-anakNya untuk menyatukan diri dalam sebuah persatuan. Ia pun berpikir kembali dan berkata, “Adalah sulit untuk mendapatkan tiga manusia untuk bersepakat dalam hal apa pun. Baiklah, hanya dua atau tiga orang saja.” Berapakah jumlah minimum kurang dari dua untuk menciptakan kesatuan? Allah telah ‘merendahkan penghalang itu’ ketika Ia berkata “dua atau tiga”. Dan melalui kesatuan yang kecil itu, Allah hendak memberikan kuasa, dan apa pun yang mereka minta akan dikabulkan. Namun tetap harus diingat, bahwa Yesus harus berada di tengah-tengah persatuan itu, agar setiap hal yang mereka minta, merupakan hal yang sesuai dengan kehendak Bapa.

Saudara, musuh dari kesatuan adalah ketidaksatuan. Dan inilah yang sedang Iblis kerjakan dengan gencar, yaitu membuat anak-anakNya terpecah belah. Dan ini merupakan sebuah ancaman serius. Namun juga sebaliknya, kesatuan anak – anak Tuhan juga merupakan ancaman serius bagi Iblis, karena ketika anak – anak Tuhan bersatu, maka milyaran Iblis dapat dipukul kalah! Dimana pun kita ditempatkan, mari kita bangun kesatuan satu dengan yang lainnya, ijinkan Tuhan berkarya melalui persatuan kita, dan biarlah kita menjawab doa Yesus, “Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, uang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” (Yohanes 17:22). Tuhan memberkati!

Oleh Daniel Nova A.

Mahasiswa Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW

Jumat, 27 Mei 2011

I'LL BE BACK !! (Matius 25 : 1 - 11)

“Sampai Maranatha Tuhan datang yang kedua kalinya” adalah doa berkat yang sering kita ucap dan dengar tiap minggu. Perkataan ini adalah salah satu janji Tuhan bahwa Tuhan pasti akan datang kembali untuk kedua kalinya, bukan hanya sebuah kemungkinan bahwa Tuhan akan kembali tapi sebuah kepastian untuk kembali. Sama seperti ketika murid Yesus menantikan tercurahnya Roh setelah Yesus naik ke Sorga. Demikianlah pula kita menanti Tuhan datang kembali untuk kedua kalinya.

Yang terpenting bukanlah masalah waktu tunggu yang harus kita jalani untuk menanti kedatangan Tuhan. Tapi lebih pada bagaimana hidup kita akan kita siapkan untuk menanti kedatangan Tuhan. Ada banyak perumpamaan dalam Injil yang menjelaskan bagaimana kita mempersiapkan hidup kita menanti kedatangan Allah. Akankah Tuhan dapati kita setia dan layak menjadi mempelaiNya ketika Dia datang untuk yang kedua kalinya? Ataukah Tuhan mendapati kita seperti gadis bodoh yang tidak membawa minyal dalam lenteranya?

Hanya Bapa yang tau kapan Dia akan kembali untuk kedua kalinya. Namun yang ada di hati Bapa dapat kita terka. Yaitu Dia ingin mendapati kita tetap setia dalam iman kita, tetap mengasihiNya sampai memutih rambut kita, sampai berhenti detak jantung kita, sampai tak dapat mengalir lagi aliran darah kita. Dia mau kita setia sampai mati kita. Dapatkah Bapa kita yang adalah mulia dan setia dapat mengambil mempelai yang hidupnya kotor dan penuh dosa? Tentu saja tidak, sebab Ia berkata, “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.” Dan itu adalah harga mati, tidak bisa ditawar. Kita tidak bisa bilang, “Aduh Tuhan, aku ingin kembali ke hidup lamaku sebentar saja, besok aku hidup untuk Engkau lagi...” Tidak bisa begitu!! Ingat bahwa Allah tidak pernah membiarkan diriNya dipermainkan, dan kita tidak mungkin bisa mengabdi pada dua tuan. Mungkin banyak dari kita yang berkata bahwa sangat sulit sekali (bahkan ada beberapa yang mengatakan hal yang mustahil) untuk menjaga kekudusan hidup, namun itulah tugas kita sebagai mempelai Kristus, dan paling tidak kita mau berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidup dalam segala hal, dan percayalah, anugerahNyalah yang akan memampukan setiap kita.

Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang bagaimana penantian kita terhadap kedatanganNya yang kedua kali dan kita akan melihat beberapa poin berikut.

· Ayat 1-4. Terdapat 10 gadis, dan mereka sama – sama membuat komitmen untuk menantikan kedatangan Sang Mempelai Pria. Langkah yang bagus bukan? Sudah membuat komitmen untuk menjaga kekudusan hidup dihadapanNya. Namun selanjutnya dikatakan bahwa 5 diantaranya bodoh dan 5 diantaranya bijaksana. Nah, ini yang gawat! Banyak anak Tuhan membuat komitmen – komitmen yang baik, namun mereka tidak bijaksana, bahkan Alkitab menuliskan bodoh. Apa sebabnya? Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa yang bijaksana itu dikarenakan mereka membawa persediaan minyak, dan yang bodoh itu karena melalaikan persediaan minyak. Minyak berbicara tentang pengurapan Roh Kudus, dan Tuhan ingin mengingatkan, kalau kita mau menjaga kekudusan hidup dihadapanNya, maka hiduplah dalam urapan Roh dan jangan pernah melalaikannya. Hidup oleh Roh akan memampukan kita mengalahkan perbuatan – perbuatan daging dan kekudusan hidup kita terjaga (Roma 8:12-13).

· Ayat 5. Menanti itu memang hal yang ‘membosankan’ dan memerlukan kesabaran yang luar biasa. Perhatikan, di ayat ini dikatakan bahwa mereka semua akhirnya tertidur karena menunggu terlalu lama. Lho, yang bijaksana juga ikut tertidur? Ya! Mereka juga tertidur! Tuhan sedang mengingatkan kita, bahwa rohani kita bisa saja tertidur dan tidak peka lagi dalam penantian kita akan kedatanganNya. Karena itulah ada sebuah ayat yang amat singkat dan pendek namun sukar untuk diterapkan, yaitu tetaplah berdoa! Dengan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa penyembahan, saya yakin kita akan menjadi terus berjaga – jaga. Jangan sampai tertidur!

· Ayat 6-8. Tidak pernah ada seorang pun yang tahu kapan waktu kedatanganNya tiba, bahkan Yesus sendiri juga tidak tahu, hanya Bapa saja yang mengetahuinya. Dan lihat, di tengah malam, di waktu mereka sedang asik – asiknya terlelap dan mungkin sedang memimpikan Sang Mempelai, tiba – tiba terdengar suara, ”Mempelai datang! Songsonglah dia!” Dan gadis – gadis itu pun bangun lalu membereskan pelita mereka, dan 5 pelita gadis bodoh itu hampir padam. Jadi, selama mereka tidur, pelita mereka tetap menyala, dan minyaknya terbuang dengan sia – sia. Pelita berbicara tentang Firman Tuhan, dan Tuhan ingin mengingatkan bahwa jika kita sedang dalam masa penantian, jangan pernah biarkan setiap Firman Tuhan yang datang kepada kita hanya berlalu begitu saja. Lalu ada yang ngomong, “Aku nggak membiarkan FirmanNya berlalu kok, aku renungkan juga.” Bagus, tetapi merenungkan saja belumlah cukup, kita harus melakukannya dalam hidup kita! Dan kali ini tidak ada lagi yang ngomong. Saudara, ketika kita melakukan Firman Tuhan yang datang kepada kita, saya yakin Tuhan akan semakin sayang kepada kita dan semakin tidak sabar untuk menjemput setiap kita. Jangan pernah melalaikan FirmanNya, tetapi lakukan itu, jadilah pelaksana – pelaksana Firman yang kuat!

Nah, ini dia yang bahaya, syarat untuk mereka masuk ke Perjamuan Kawin itu adalah pelita mereka harus tetap menyala. Dan ketika pelita 5 gadis bodoh itu hendak padam, ia ‘mengemis’ minyak kepada gadis – gadis bijaksana. Dan apa tanggapan yang bijaksana itu? Tidak, pergilah ke penjual minyak dan belilah disitu! Kita tidak bisa seenaknya meminta minyak kepada orang yang telah membayar harga untuk itu, dan kita harus membayar harga untuk minyak kita sendiri. Oleh karena itu, marilah mulai saat ini kita terus menjagai persediaan minyak kita, kita harus bayar harga untuk itu. 5 gadis bodoh itu pun membeli minyak, dan mereka pasti senang karena pelita mereka bisa tetap menyala, namun apa yang terjadi? Gerbang sudah tertutup dan mereka tidak boleh masuk, bahkan Sang Tuan berkata, “Maaf, aku tidak mengenalmu. Gerbang telah ditutup, time is up, waktu habis dan tidak ada perpanjangan waktu.” Kita harus ingat, akan ada waktu dimana Gerbang Anugerah itu akan ditutup, dan apabila itu sudah ditutup, maka meski pelita kita menyala dan kita membeli minyak bergalon – galon, itu akan sia – sia, gerbang yang sudah ditutup tidak akan dibuka lagi bagi mereka yang meremehkan waktu anugerah yang telah Ia berikan.

Karena itu jika saat ini hidup masih seperti gadis bodoh yang tidak membawa minyak dalam lenteranya, Tuhan mau katakan bahwa Tuhan memberi Saudara kesempatan untuk mempersiapkan minyak itu, dan Tuhan masih menunggu Saudara dengan setia untuk jadi mempelaiNya. Mari Saudara kita mau belajar menjadi setia dalam penantian kita akan kedatangan Dia yang kedua kalinya. Dan ketika Bapa datang yang kedua kalinya Bapa dapat tersenyum dan berkata “Mereka telah siap menjadi mempelai - mempelai Kristus”. Mari kita mau senangkan hatiNya dan memberi yang terbaik untuk Kemuliaan NamaNya. Maranatha! TUHAN YESUS MENGASIHI KITA SEMUA.

Oleh Made Hizkia, SE

Koordinator El-A Youth Ministry Salatiga

Selasa, 24 Mei 2011

Multiplication Our Capacity

Ibarat sebuah Botol Minuman, maka seperti itulah kehidupan kita ini. maksudnya adalah, bila botol ini bisa menampung 1 liter air, maka botol itu dikatakan memiliki kapasitas sebesar 1 liter dan tidak lebih, karena ketika air yang lebih dari 1 liter dipaksakan masuk, maka air tersebut akan keluar dari botol dan menjadi sebuah kesia-siaan. Demikian pula dengan kehidupan kita, seberapa besar kapasitas diri kita untuk mendapat “air” itu dari Tuhan?? Berdoa memanglah perlu dan wajib kita lakukan, namun apabila doa tidak kita sertai dengan menambah kapasitas untuk mendapatkan berkat yang lebih, maka berkat itu tidak akan pernah masuk ke dalam kehidupan kita.

Dalam ilmu ekonomi, dikenal satu istilah yang dikatakan extensifikasi, yaitu kebijakan untuk memperluas usaha. Dengan menambah pangsa pasar atau kebijakan yang lain. Nah saudara, Tuhan ingin kita tidak hanya Memperluas namun Tuhan ingin kita Melipat gandakan (Multiply) kapasitas kita yang artinya, 1 menjadi 2, 2 menjadi 3 atau 4. Dan dengan demikian ini akan menjadikan kita mendapat hal yang Luar Biasa!! Saudara, banyak orang yang selalu menuntut dan menuntut Tuhan melakukan sesuatu untuk dia, banuak orang menuntut Tuhan memberikan berkat yang melimpah limpah. Berkat yang banyak dan berkat yang terus mengalir, namun dia tidak menambah kapasitas Iman dan diri dalam menerima berkat, apakah dia akan mendapatkan berkat melimpah itu??jawabannya adalah TIDAK. Karena tidak akan ada tempat bagi berkat yang besar, bila kapasitas kita hanya kapasitas kecil. Nah, untuk memultiplikasi kapasitas kita, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita ini :

Melakukan LEBIH dari yang diminta

Pernahkah dalam pekerjaan dan aktivitas anda, anda melakukan perintah atasan atau tugas anda Lebih dari yang diminta. Sebagai contoh anda diminta untuk menata kursi yang akan dipakai untuk ibadah, sebagai pribadi yang siap memultiplikasi diri, maka anda tidak akan hanya puas dengan menata kursi tersebut, namun anda akan membersihkan kursi itu terlebih dahulu, membuang kotoran yang ada diatas kursi dan bahkan anda juga mengatur posisi benda ibadah lain yang tidak pada tempatnya. Perintahnya jelas menata kursi, namun lakukan lebih bila anda merasa dan yakin bahwa anda dapat melakukan hal yang lebih dari itu. Dalam pekerjaan anda, bila anda mendapat target menyelesaikan tugas selama 1 bulan, maka bekerjalah lebih dengan menyelesaikan tugas itu hanya dalam waktu kurang dari 1 bulan. Hal ini akan membuat anda menjadi pribadi yang siap menerima berkat yang lebih dalam pelayanan atau pekerjaan anda. Namun bila justru anda selalu melakukan sesuatu dibawah target yang ditentukan, maka berkat yang anda terima akan ada di bawah dari keinginan anda.

Tidak cepat puas dengan keadaan sekarang

Bagaimana dengan posisi anda dalam pekerjaan??bagaiman keadaan pelayanan anda sekarang?? Bila 2 hal tadi anda pandang sudah baik, maka apa yang akan saudara lakukan lagi??orang yang merasa sudah puas dengan keadaannya sekarang, maka dia tidak akan bisa menjawab apa yang akan dia lakukan lagi untuk mencapai posisi yang lebih baik. dia merasa apa yang dia raih dan dapatkan sekarang sudah cukup. Saudara, Berhati hatilah dengan zona nyaman anda, karena zona nyaman itulah musuh terbesar anda dalam meraih sesuatu yang lebih baik dalam hidup anda. General Electric, perusahaan yang sangat besar itu berhasil menjaga eksistensinya karena mereka menciptakan Krisis dalam perusahaan mereka dan merasa tidak cukup atas apa yang sudah mereka capai, sehingga sampai sekarang mereka menjadi perusahaan yang luar biasa dan bertahan menghadapi krisis. Nah saudara, ciptakan krisis itu dalam diri anda sehingga anda akan selalu mencoba lebih, lebih dan lebih dari yang ada sekarang, maka anda akan siap menjadi pribadi yang mendapat berkat yang lebih besar.

Jesus is my priority

Sumber berkat adalah Tuhan. Akan menjadi bodoh apabila manusia tidak melibatkan Yesus dalam segala aspek hidupnya karena dengan demikian dia tidak akan mendapatkan berkat itu. Dia akan seperti menabung dalam kantong yang berlubang sehingga akan selalu kurang dan kurang. Kurang disini adalah tidak berkecukupan atau selalu mendapatkan hal yang buruk. Tuhan Yesus harus jadi prioritas utama dalam diri kita. Hidup kita ada dalam tangan dan rancangannya, Dia merancangkan apa yang baik dalam diri anda agar anda semakin mendekat kepadaNya bukan semakin menjauh. Bila Tuhan sudah bukan lagi prioritas dalam hidup kita, maka kita seperti membawa diri kita sendiri kepada jurang kejatuhan karir dan pekerjaan anda. Sebab itu, jadikan Yesus sebagai prioritas utama diatas semua pekerjaan dan aktivias anda, niscaya Dia yang akan memberikan berkatNya untuk anda.

Saudara, semua kembali kepada diri kita sendiri. Apakah kita sudah siap untuk menerima masa depan penuh pengharapan yang Tuhan siapkan untuk kita, atau kita belum siap menerimanya karena kapasitas diri kita yang belum sanggup menampung rancanganNya. Multiplikasikan kapasitas anda baik dalam pekerjaan maupun pelayanan anda. Anda akan melihat kegerakan Dahsyat dan Luar biasa terjadi dalam pekerjaan dan pelayanan anda!! Salam Amazing !:-)

Oleh Theodorus Miraji

Penyiar Radio Suara Agape FM

Senin, 23 Mei 2011

Winner Or Loser


Saudara, hal apakah yang Anda lihat dan dengar setiap harinya? Jika film- film yang Anda lihat tidak membawa kemuliaan bagi nama Tuhan atau notabene tidak bermanfaat, maka jangan diteruskan. Demikian juga bacaan- bacaan yang Anda konsumsi dan lagu- lagu yang Anda dengar, dan semua hal yang menjadi masukan dalam pikiran kita, karena saat ini Iblis hendak mempengaruhi pikiran – pikiran Anda melalui setiap hal yang Anda konsumsi. Karena hal yang buruk akan membawa pengaruh yang buruk juga dalam hidup kita. Seperti dikatakan dalam Roma 12:1, “...aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Jadikan seluruh tubuh kita sebagai persembahan yang hidup bagi Tuhan.

Dan tahukah Anda, ketika kita mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang benar – benar hidup, maka kita akan menjadi orang – orang yang lebih dari pada para pemenang! Namun, jika kita asal –asalan mempersembahkan hidup, bukan yang terbaik, bukan persembahan yang harum, sesungguhnya persembahan kita tidak akan pernah dianggap olehNya dan kita sama seperti orang yang kalah, karena kita dipecundangi Iblis, dan terkadang malah kita dipecundangi diri kita sendiri.

Saya ingin mengingatkan bahwa ada perbedaan antara seorang pemenang dan seorang yang kalah. Saya yakin kita semua pasti tahu bahwa itu beda, namun tak jarang juga kita tidak dapat membedakannya karena begitu beratnya tekanan yang kita hadapi. Setidaknya ada 5 perbedaan antara seorang pemenang dan seorang yang kalah:

ð Seorang pemenang lebih banyak berdoa dan menaruh harapan kepada Tuhan, tetapi orang kalah takut untuk berharap kepadaNya karena ia lebih melihat besarnya permasalahan daripada kebesaran Tuhan, sehingga akhirnya menjadi putus asa.

ð Seorang pemenang lebih berani menghadapi segala konsekuensi, tetapi orang yang kalah takut dengan apa yang akan terjadi pada dirinya. Bukanlah hal yang mudah untuk tetap berjalan dalam rancangan Tuhan, namun seorang –

ð pemenang mau menanggung konsekuensi dan membayar harganya, ia menunjukkan kualitas dan bukan ketakutan.

ð Seorang pemenang menjalani hidupnya dengan penuh sukacita dan selalu bersyukur atas segala sesuatu, tetapi seorang yang kalah penuh dengan persungutan dan kekuatiran.

ð Seorang pemenang mencurahkan kasih dan perhatiannya kepada semua orang ditengah segala pergumulannya, tetapi seorang yang kalah akan mengasihani dirinya sendiri dan meminta perhatian yang lebih dari orang lain.

ð Seorang pemenang masih memberi dalam kekurangannya, sedangkan seorang yang kalah lebih suka menuntut dalam segala kemegahannya.

Namun, ada satu lagi perbedaan yang cukup tipis antara seorang pemenang dan seorang yang kalah. Seorang yang kalah adalah orang yang terpanggil namun akhirnya tidak terpilih, sedangkan seorang pemenang adalah orang yang terpanggil dan yang terpilih! Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. Will you be a winner or loser?

“...Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” Wahyu 17:14

Oleh Yefta Wahyu

Bendahara EL-A Youth Ministry

Jumat, 20 Mei 2011

Keberhasilan

Keberhasilan merupakan sesuatu hal yang sangat didambakan dan dinanti-nantikan oleh semua orang. Keberhasilan menjadi satu acuan untuk orang dapat bekerja lebih giat dan lebih keras. Di dalam iman kristen kita tahu bahwa keberhasilan hanya akan kita dapatkan jika kita mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu hal. Secara umum biasanya orang mengidentikkan keberhasilan dengan sesuatu yang mengagumkan, menyenangkan, membahagiakan dan hal positif lainnya. Di dalam buku yang berjudul “Berpikir dan Berjiwa Besar” oleh David J. Schwartz dikatakan bahwa salah satu dari kearifan pembangun keberhasilan yang paling praktis terdapat di dalam kutipan Kitab Suci yang mengatakan bahwa iman dapat memindahkan gunung. Tentu kita tidak asing dengan pernyataan itu bukan? Di dalam Matius 17:20, Yesus ingin mengatakan kepada kita bahwa tidak ada yang mustahil jika kita beriman kepada Dia. Keberhasilan juga merupakan salah satu bagian dari setiap kita.

Jika Anda percaya dapat berhasil, maka Anda pun akan benar-benar berhasil. Banyak orang yang mengatakan itu adalah sugesti, namun sesungguhnya keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang. Anda tidak dapat memindahkan gunung hanya dengan “mengangankannya”, perlu kepercayaan yang kuat! Cara terbaik untuk memperoleh keberhasilan adalah dengan percaya bahwa anda dapat berhasil. Kesangsian berjalan bersama-sama dengan kegagalan, Kesangsian adalah kekuatan negatif, Ketika pikiran tidak percaya atau ragu, pikiran tersebut menarik “dalih” untuk menyokong ketidakpercayaan itu.

Kepercayaan bekerja sebagai berikut. Kepercayaan, sikap “saya-positif-saya-dapat” membangkitkan kekuatan, keterampilan dan energi yang diperlukan untuk berhasil. Jika Anda percaya “saya-dapat-melakukannya” dan benar-benar percaya, maka “bagaimana melakukannya” pun berkembang secara otomatis.

Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Anda gagal. Berpikir menang maka Anda berhasil. Kepercayaan diri - berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar.

3 pedoman untuk mendapatkan dan mengokohkan kekuatan kepercayaan :

1. Berpikir sukses, jangan berpikir gagal. Tuhan menciptakan kita begitu spesial, Ia sendiri yang menenun kita semenjak kita berada dalam kandungan ibu kita. Tuhan tidak mempunyai rancangan kegagalan bagi kita, namun yang Ia sediakan adalah rancangan hari depan yang penuh dengan pengharapan!

2. Ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik dari yang Anda kira. Orang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan. Jangan pernah mengakui keraguan anda atau mengesankan kepada orang lain bahwa anda bukan orang kelas satu. Having a self confidence but always depend on God, milikilah rasa percaya diri namun tetap mengandalkan Tuhan dan rendah hati.

3. Percaya besar. Besar kecilnya keberhasilan Anda ditentukan oleh besar kecilnya kepercayaan Anda. Setidaknya disinilah iman Anda diuji. Iman tanpa perbuatan adalah mati, iman yang besar saja belum cukup, lakukan yang terbaik yang dapat Anda lakukan! Seperti pepatah mengatakan berdoa dan bekerja, ora et labora!

Oleh Natanael Wahyu K.

Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW


Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger