Senin, 19 April 2010

Pengorbanan Sejati (Yohanes15 : 13)

Saudara-saudara yang terkasih didalam Tuhan, sering kali kita melihat pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan oleh manusia untuk sesamanya. Mulai dari pengorbanan yang terkecil misalnya berkorban materi, sampai pengorbanan yang besar. Misalnya, berkorban nyawa demi seseorang, itupun masih jarang kita jumpai. Namun, pengorbanan tersebut tidak sebanding dengan pengorbanan Yesus yang mati di kayu Salib. Memang berkorban untuk seseorang adalah suatu hal yang sangat baik, apalagi kalau sampai merelakan nyawanya. Biasanya pengorbanan yang dilakukan manusia karena ada sesuatu yang mendasarinya. Mungkin karena ia ingin dijuluki sebagai seorang pahlawan, karena suatu kewajiban, karena ada sesuatu yang diinginkan, atau bahkan mungkin karena kita hanya sekedar ingin membalas budi terhadap orang yang sudah berbuat baik kepada kita.

Dan biasanya dalam melakukan pengorbanan pasti ada pihak yang diperlakukan tidak adil. Misalnya saja saat terjadi pertempuran antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Tentu saja para pejuang saat itu berusaha keras membela Negara mereka masing-masing dan tidak mungkin membela bangsa yang mereka anggap sebagai musuh. Mereka berusaha menyelamatkan rakyat yang ada pada bangsa mereka sendiri dan tidak mempedulikan bangsa lain. Jika ada salah satu orang diantara bangsa yang sedang bertempur tadi, melihat musuh mereka berada dalam satu penderitaan, mereka tidak akan berusaha untuk membantunya. Mereka lebih cenderung akan memanfaatkan keadaan untuk membunuh musuhnya tersebut. Namun, berbeda dengan Yesus. Ia berkorban untuk siapa saja tanpa memandang siapakah yang Ia perjungkan. Ia juga tidak memihak kepada siapapun sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Malahan semua diuntungkan, karena Ia sendiri yang menjadi ganti atas setiap penderitaan yang seharusnya kita tanggung. Yesus juga memiliki dasar mengapa Ia berbuat seperti itu, mengapa Ia mau berkorban. Ia mau disiksa, dianiaya, diludahi, dihina bahkan sampai disalibkan. Mengapa Ia mau seperti itu? padahal seharusnya itu semua kita yang harus menanggungnya. Alasan itu bukan karena kita memiliki banyak kelebihan, atau karena kita memiliki harta yang berlimpah, atau karena hal-hal lain yang kita miliki. Namun satu alasanNya adalah “karena Ia sangat mengasihi kita!!”.

Setelah kita merenungkan betapa besar pengorbanan yang sudah Yesus lakukan bagi setiap kita, apakah kita masih ingin terus menyakiti-Nya dengan cara kita tidak hidup sesuai firman-Nya dan menuruti hawa nafsu kita sendiri? Atau kita mau berusaha untuk membalas setiap kebaikan-Nya dengan cara menyerahkan seluruh hidup kita untuk Tuhan. Karena Ia sudah melakukan pengorbanan yang sejati bagi setiap kita. Mari ubah ubah cara hidup kita yang sering menyakti hati Tuhan menjadi hidup yang selalu rindu untuk menyenangkan hati-Nya. Tuhan Yesus Memberkati. (sdr Danang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger