Jumat, 15 April 2011

Laurence Kim Peek

Pria Dengan Keterbelakangan Mental Namun Super Jenius

Menurut ayahnya, Peek sudah memiliki ingatan yang kuat sejak usia 16-20 bulan. Ia membaca buku, mengingat isinya lalu mengembalikan buku-buku tersebut dengan posisi terbalik ke rak untuk menunjukkan kalau ia sudah selesai membacanya. Ia membaca satu buku dalam waktu rata-rata satu jam, dan mengingat informasi yang sangat luas dalam hal sejarah, literature, geografi, angka, olahraga, musik dan tanggal.

Teknik membacanya yaitu dengan membaca halaman kiri dengan mata kirinya dan halaman kanan dengan mata kanannya, dengan cara ini ia bisa membaca dua halaman sekaligus dengan rate 8-10 detik per halaman. Ia bisa mengingat isi 12000 buku. Mungkin para pecinta fisika sudah tidak asing lagi dengan beberapa nama orang-orang yang jenius di bidang fisika seperti: Albert Einstein, Erwin Schoedinger, Max Planck, dan sebangsanya. Mereka memang merupakan orang jenius yang terlahir pada zamannya masing-masing. Tapi sekarang kita tak akan membicarakan mereka, karena yang akan dibahas kali ini adalah sesosok manusia SUPERJENIUS, dialah The Rain Man alias Kim Peek.

Masa-masa Awal Kehidupan Kim Peek

Kim dilahirkan pada tahun 1951 dengan ukuran kepala 3 kali lebih besar dibandingkan ukuran kepala bayi normal. Selain itu, Kim juga divonis menderita encephalocele, yaitu semacam luka di belakang kepala yang memperlihatkan sebagian otaknya yang menonjol keluar. Di usia tiga tahun, luka itu semakin meluas dan merusak sebagian otak Kim. Tahun 1983, Kim menjalani pemeriksaan X-ray yang berhasil menyibak keanehan yang terjadi di otak Kim, yaitu otak Kim hanya memiliki satu bagian! Dengan kata lain, otak Kim tidak terbagi menjadi otak kanan dan otak kiri layaknya orang normal.

Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, kembali diperlihatkan bahwa setengah dari bagian otak Kim telah terpecah menjadi tiga bagian. Berbagai pemeriksaan itu tak juga memberikan keterangan mengenai penyebab kejeniusan Kim, melainkan hanya penyebab ketidakmampuannya. Kim memiliki kelemahan dalam hal motoric, bahkan untuk mandi dan menggosok gigi pun tak dapat dilakukan seorang diri. Ketika Kim lahir, dokter memvonisnya sebagai ‘anak terbelakang’ atau ‘cacat mental’ dan ia menyarankan kedua orang tua Kim untuk membawanya ke rumah perawatan. Namun pada saat itu Fran dan istrinya membawa pulang Kim dan memperkenalkan Kim pada buku. Pada usia tiga tahun, Kim bertanya pada Fran arti kata “rahasia”. Sambil bercanda, Fran menyuruh putranya itu untuk mencarinya di kamus. “Saat itu ia belum bisa berjalan”, kenangnya, “jadi ia merangkak ke arah meja, mengangkat tubuhnya ke atas meja dan sekitar 30 detik kemudia ia berseru ‘ketemu!’”. Saat berumur 4,5 tahun Kim sudah hafal 8 volume awal dari satu set ensiklopedia yang ada di rumahnya. Bahkan, baru-baru ini telah terungkap bahwa Kim dapat membaca 2 halaman buku secara bersamaan dan menyerap isinya hanya dalam waktu 10 detik! Hebatnya lagi informasi yang ia peroleh tadi tak akan dia lupakan. Menakjubkan!

Selain kemampuan menghafal dan aritmatika yang jauh di atas rata-rata, Kim juga mencintai music dan belajar memainkan piano pada Dr. April Greenan dari Universitas Utah. “Bila Kim mendengar dari sebuah simfoni saat dia kecil, dan kemudian mendengarnya lagi pada usia 53 tahun, ia langsung dapat mengetahui bila terdapat kesalahan kecil pada permainan music itu.”

Kejeniusan Seorang Kim Peek

Sesungguhnya apa yang dikatakan dokter yang membantu kelahiran Kim ialah benar, bahwa Kim bukanlah merupakan seorang autis jenius, tapi lebih tepat disebut pribadi dengan keterbelakangan mental yang super jenius. Karena seorang yang jenius biasanya memiliki kemampuan luar biasa dalam 3 bidang. Tetapi Kim, sang superjenius, memiliki kemampuan yang sangat hebat setidaknya di 15 bidang yang berbeda!

Hal ini disebabkan karena kemampuan menghafal 12.000 buku, memprediksi cuaca dan memiliki kemampuan bermusik layaknya Mozart! Tak ada orang lain di dunia ini yang memiliki kapasitas otak seperti Kim Peek. Badan Antariksa Amerika (NASA) pun tertarik menggunakan berbagai peralatan canggih, seperti brain imaging dan data fusion techniques, untuk menemukan rahasia di balik kemampuan otak Kim yang mengagumkan.

Ketika Kim ditanya mengenai pendapatnya mengenai langkah yang di ambil NASA, ia pun menjawab, “itu yang terbaik.” Mengapa dia bisa tahu segalanya? “Karena saya punya rasa cinta yang besar pada semua yang saya lihat,” ujar Kim. Sulit untuk berbincang-bincang dengan Kim. Pikirannya mampu berpindah-pindah dengan kecepatan tinggi. Namun dengan bantuan Fran, Kim selalu dibimbing untuk kembali pada topik pembicaraan semula. Dalam sebuah pembicaraan umum, seorang bercerita bahwa ia di besarkan di kota Cirencester. “Itu adalah nama kamp orang Romawi, Corin,” sahut Kim. “Corinium,” ujar orang tersebut seraya membetulkan pernyataan Kim. Tetapi belakangan, setelah dicek ulang, Kim lah yang benar. Karena orang-orang Romawi mengambil nama Corinium dari bahasa Keltik, Corin. Klik Disini Untuk melihat Video nya

Saudara, Tuhan menciptakan setiap orang masing – masing dengan kelebihan dan kekurangannya, dan satu hal lagi, Ia tidak pernah menciptakan suatu hal yang ‘biasa’. Syukuri setiap apa yang kita miliki, kembangkan talenta yang Tuhan percayakan, dan kembalikan kepada Tuhan segala hormat dan kemuliaan! Tuhan memberkati.

1 komentar:

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger