Jumat, 27 Mei 2011

I'LL BE BACK !! (Matius 25 : 1 - 11)

“Sampai Maranatha Tuhan datang yang kedua kalinya” adalah doa berkat yang sering kita ucap dan dengar tiap minggu. Perkataan ini adalah salah satu janji Tuhan bahwa Tuhan pasti akan datang kembali untuk kedua kalinya, bukan hanya sebuah kemungkinan bahwa Tuhan akan kembali tapi sebuah kepastian untuk kembali. Sama seperti ketika murid Yesus menantikan tercurahnya Roh setelah Yesus naik ke Sorga. Demikianlah pula kita menanti Tuhan datang kembali untuk kedua kalinya.

Yang terpenting bukanlah masalah waktu tunggu yang harus kita jalani untuk menanti kedatangan Tuhan. Tapi lebih pada bagaimana hidup kita akan kita siapkan untuk menanti kedatangan Tuhan. Ada banyak perumpamaan dalam Injil yang menjelaskan bagaimana kita mempersiapkan hidup kita menanti kedatangan Allah. Akankah Tuhan dapati kita setia dan layak menjadi mempelaiNya ketika Dia datang untuk yang kedua kalinya? Ataukah Tuhan mendapati kita seperti gadis bodoh yang tidak membawa minyal dalam lenteranya?

Hanya Bapa yang tau kapan Dia akan kembali untuk kedua kalinya. Namun yang ada di hati Bapa dapat kita terka. Yaitu Dia ingin mendapati kita tetap setia dalam iman kita, tetap mengasihiNya sampai memutih rambut kita, sampai berhenti detak jantung kita, sampai tak dapat mengalir lagi aliran darah kita. Dia mau kita setia sampai mati kita. Dapatkah Bapa kita yang adalah mulia dan setia dapat mengambil mempelai yang hidupnya kotor dan penuh dosa? Tentu saja tidak, sebab Ia berkata, “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.” Dan itu adalah harga mati, tidak bisa ditawar. Kita tidak bisa bilang, “Aduh Tuhan, aku ingin kembali ke hidup lamaku sebentar saja, besok aku hidup untuk Engkau lagi...” Tidak bisa begitu!! Ingat bahwa Allah tidak pernah membiarkan diriNya dipermainkan, dan kita tidak mungkin bisa mengabdi pada dua tuan. Mungkin banyak dari kita yang berkata bahwa sangat sulit sekali (bahkan ada beberapa yang mengatakan hal yang mustahil) untuk menjaga kekudusan hidup, namun itulah tugas kita sebagai mempelai Kristus, dan paling tidak kita mau berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidup dalam segala hal, dan percayalah, anugerahNyalah yang akan memampukan setiap kita.

Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang bagaimana penantian kita terhadap kedatanganNya yang kedua kali dan kita akan melihat beberapa poin berikut.

· Ayat 1-4. Terdapat 10 gadis, dan mereka sama – sama membuat komitmen untuk menantikan kedatangan Sang Mempelai Pria. Langkah yang bagus bukan? Sudah membuat komitmen untuk menjaga kekudusan hidup dihadapanNya. Namun selanjutnya dikatakan bahwa 5 diantaranya bodoh dan 5 diantaranya bijaksana. Nah, ini yang gawat! Banyak anak Tuhan membuat komitmen – komitmen yang baik, namun mereka tidak bijaksana, bahkan Alkitab menuliskan bodoh. Apa sebabnya? Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa yang bijaksana itu dikarenakan mereka membawa persediaan minyak, dan yang bodoh itu karena melalaikan persediaan minyak. Minyak berbicara tentang pengurapan Roh Kudus, dan Tuhan ingin mengingatkan, kalau kita mau menjaga kekudusan hidup dihadapanNya, maka hiduplah dalam urapan Roh dan jangan pernah melalaikannya. Hidup oleh Roh akan memampukan kita mengalahkan perbuatan – perbuatan daging dan kekudusan hidup kita terjaga (Roma 8:12-13).

· Ayat 5. Menanti itu memang hal yang ‘membosankan’ dan memerlukan kesabaran yang luar biasa. Perhatikan, di ayat ini dikatakan bahwa mereka semua akhirnya tertidur karena menunggu terlalu lama. Lho, yang bijaksana juga ikut tertidur? Ya! Mereka juga tertidur! Tuhan sedang mengingatkan kita, bahwa rohani kita bisa saja tertidur dan tidak peka lagi dalam penantian kita akan kedatanganNya. Karena itulah ada sebuah ayat yang amat singkat dan pendek namun sukar untuk diterapkan, yaitu tetaplah berdoa! Dengan menjalin hubungan pribadi dengan Tuhan melalui doa penyembahan, saya yakin kita akan menjadi terus berjaga – jaga. Jangan sampai tertidur!

· Ayat 6-8. Tidak pernah ada seorang pun yang tahu kapan waktu kedatanganNya tiba, bahkan Yesus sendiri juga tidak tahu, hanya Bapa saja yang mengetahuinya. Dan lihat, di tengah malam, di waktu mereka sedang asik – asiknya terlelap dan mungkin sedang memimpikan Sang Mempelai, tiba – tiba terdengar suara, ”Mempelai datang! Songsonglah dia!” Dan gadis – gadis itu pun bangun lalu membereskan pelita mereka, dan 5 pelita gadis bodoh itu hampir padam. Jadi, selama mereka tidur, pelita mereka tetap menyala, dan minyaknya terbuang dengan sia – sia. Pelita berbicara tentang Firman Tuhan, dan Tuhan ingin mengingatkan bahwa jika kita sedang dalam masa penantian, jangan pernah biarkan setiap Firman Tuhan yang datang kepada kita hanya berlalu begitu saja. Lalu ada yang ngomong, “Aku nggak membiarkan FirmanNya berlalu kok, aku renungkan juga.” Bagus, tetapi merenungkan saja belumlah cukup, kita harus melakukannya dalam hidup kita! Dan kali ini tidak ada lagi yang ngomong. Saudara, ketika kita melakukan Firman Tuhan yang datang kepada kita, saya yakin Tuhan akan semakin sayang kepada kita dan semakin tidak sabar untuk menjemput setiap kita. Jangan pernah melalaikan FirmanNya, tetapi lakukan itu, jadilah pelaksana – pelaksana Firman yang kuat!

Nah, ini dia yang bahaya, syarat untuk mereka masuk ke Perjamuan Kawin itu adalah pelita mereka harus tetap menyala. Dan ketika pelita 5 gadis bodoh itu hendak padam, ia ‘mengemis’ minyak kepada gadis – gadis bijaksana. Dan apa tanggapan yang bijaksana itu? Tidak, pergilah ke penjual minyak dan belilah disitu! Kita tidak bisa seenaknya meminta minyak kepada orang yang telah membayar harga untuk itu, dan kita harus membayar harga untuk minyak kita sendiri. Oleh karena itu, marilah mulai saat ini kita terus menjagai persediaan minyak kita, kita harus bayar harga untuk itu. 5 gadis bodoh itu pun membeli minyak, dan mereka pasti senang karena pelita mereka bisa tetap menyala, namun apa yang terjadi? Gerbang sudah tertutup dan mereka tidak boleh masuk, bahkan Sang Tuan berkata, “Maaf, aku tidak mengenalmu. Gerbang telah ditutup, time is up, waktu habis dan tidak ada perpanjangan waktu.” Kita harus ingat, akan ada waktu dimana Gerbang Anugerah itu akan ditutup, dan apabila itu sudah ditutup, maka meski pelita kita menyala dan kita membeli minyak bergalon – galon, itu akan sia – sia, gerbang yang sudah ditutup tidak akan dibuka lagi bagi mereka yang meremehkan waktu anugerah yang telah Ia berikan.

Karena itu jika saat ini hidup masih seperti gadis bodoh yang tidak membawa minyak dalam lenteranya, Tuhan mau katakan bahwa Tuhan memberi Saudara kesempatan untuk mempersiapkan minyak itu, dan Tuhan masih menunggu Saudara dengan setia untuk jadi mempelaiNya. Mari Saudara kita mau belajar menjadi setia dalam penantian kita akan kedatangan Dia yang kedua kalinya. Dan ketika Bapa datang yang kedua kalinya Bapa dapat tersenyum dan berkata “Mereka telah siap menjadi mempelai - mempelai Kristus”. Mari kita mau senangkan hatiNya dan memberi yang terbaik untuk Kemuliaan NamaNya. Maranatha! TUHAN YESUS MENGASIHI KITA SEMUA.

Oleh Made Hizkia, SE

Koordinator El-A Youth Ministry Salatiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger