Senin, 21 September 2009

Tuhan Yesus adalah Sumber Kekuatanku


Banyak sekali saya menjumpai seseorang yang menyerah saat mengalami kegagalan itupun pernah terjadi pada saya. Dan saya ingin menegaskan pada saudara semua bahwa setiap masalah yang kita hadapi akan membuat kita semakin dewasa dalam berpikir dan bertindak. Saya akan memberikan kesaksian kepada saudara tentang perjuangan saya waktu kuliah di perguruan tinggi swasta di Salatiga. Seperti kebanyakan orangtua lainnya yang ingin anaknya mencapai pendidikan setinggi-tingginya, orangtua saya di Lampung membiayai uang kuliah saya di PTS Salatiga. Tahun 2001 saya mendaftar Fakultas Teknik Elektro UKSW Salatiga dan kemudian diterima peguruan tinggi swasta tersebut. Di UKSW Salatiga, FTE sangat terkenal dalam mencetak lulusan yang siap bekerja. Tidak heran jika lulusan Elektro di UKSW Salatiga bekerja di perusahaan terkenal. Dulu waktu saya SMA di Lampung, saya selalu masuk 5 besar peringkat kelas oleh karena itu saya sangat percaya diri saat kuliah di FTE UKSW. Tetapi semua berubah begitu saja saat saya mengetahui nilai Indeks Prestasi (IP) sangat di bawah standar yaitu 1,78 !! dan IP saya selalu dibawah 2.0 selama 2 tahun. Tepat pada bulan juli 2003 saya mendapat surat DO (Drop Out), yang berarti saya bisa dikeluarkan dari fakultas tersebut. Saya pun merenung kenapa ini terjadi pada saya ? jujur pada waktu itu selalu ada kata “kenapa” dalam setiap doa saya. Saya tidak terima yang terjadi pada hidup saya. Saya pun memberanikan diri berbicara pada orangtua saya. Saat saya menceritakan peristiwa yang saya alami, ibu saya berkata : “kamu harus mengandalkan Tuhan Yesus, kamu tidak bisa hanya mengandalkan kekuatanmu sendiri “. Ya itu mungkin yang terjadi pada hidup saya. Saya lupa bahwa Tuhan Yesus adalah sumber kekuatanku & motivator hidupku. Tepat pada bulan Oktober 2003 saya Transfer dari FTE ke Fakultas D3 PPTI (Program Diploma). lulus dari D3 PPTI pada bulan juli 2006 dengan IPK 2.78. kemudian orangtua menyuruh saya melanjutkan studi S1, jadi pada tahun november 2006 saya melanjutkan studi FTI (Fakultas Teknik Informatika S1) saat ini saya masih menyelesaikan skripsi S1 FTI. Selama saya kuliah di FTI, IP saya 3.1 . Memang benar seperti yang dikatakan ibu saya bahwa Tuhan mempunyai rencana indah buat umatNya. Dengan IP 3.1 memang membuat bangga orangtua saya. Tetapi itu masih belum cukup, saya ingin berbuat lebih dari itu. Impian saya sejak kecil adalah menjadi orang sukses. Saya ingin menggapai kesuksesan bersama Tuhan. Saya tidak mau hanya pasrah dengan keadaan, saya tidak mau melihat masa lalu dengan penyesalan, saya ingin melihat masa depan dengan rasa optimis bahwa saya bisa menjadi orang sukses, karena sukses adalah hak semua orang, orang lain bisa sukses saya pun harus bisa menjadi sukses. Badai pasti berlalu dan saya akan tumbuh semakin kuat & dewasa. God Bless You !! (Nino)

Rabu, 09 September 2009

MY REPENT


Dulu saya seorang pecandu alkohol. Tiada hari tanpa minuman keras. Sejak masih sekolah di bangku SMA sampai sekitar 4-5 tahun setelah lulus, saya menjadi budak miras. Hidupku penuh pesta pora dan sangat kacau.
Pada suatu kali saya merasa capek mabuk terus tiap hari. “Apakah ada orang yang bisa membebaskanku dari perbuatanku ini?” terlintas pertanyaan itu dalam hatiku. Akhirnya aku berusaha untuk tidak melakukannya lagi, tapi itu sia-sia. Aku tidak bisa lepas dari hal ini dengan kekuatanku sendiri. Ketika seorang teman mengajak untuk minum lagi, aku berusaha untuk menolak dan bilang kalau aku sudah bertobat. Tapi kenyataannya, niat hatiku tergoyahkan. Saya minum lagi. Aku butuh seseorang untuk membebaskanku!!!!
Suatu kali seorang teman mengajakku ke sebuah persekutuan anak-anak muda. Iseng-iseng aku pun datang, persekutuan yang kecil, pikirku, karena hanya terdiri dari sekumpulan kecil anak-anak muda. Namun, ketika pujian mulai dinaikkan, mereka mulai menyembah dengan bahasa yang aneh (karena saat itu aku belum tahu tentang bahasa roh), aku merasakan suatu hadirat yang luar biasa. Begitu merasuk di dalam hatiku. Damai sejahtera yang luar biasa. Aku merasakan kebebasan. Akhirnya aku menemukan Pembebasku. Ya, Dia adalah Yesus Kristus. Aku pun mulai rajin berangkat ke persekutuan yang ‘kecil’ itu, namun begitu besar hadirat-Nya dalam persekutuan itu. Aku mulai belajar untuk melekat pada Pembebasku. Dia memberikanku jubah baru, aku pun menanggalkan jubah lamaku dan mengenakan yang baru. Hidupku tidak kacau lagi, melainkan damai sejahtera Allah yang selalu menyertai.
Saudara, sebuah pertobatan tidak cukup hanya di bibir saja. Apabila kita berbuat dosa dan menyesalinya, kita perlu membuat perubahan yang nyata dalam hidup kita dengan Tuhan beserta kita. Dan satu hal yag perlu diingat, pertobatan adalah sebuah titik awal, selanjutnya adalah tugas setiap kita untuk menjaga hidup kita tetap berkenan di hadapan-NYA. Jangan pernah bermain-main dengan pertobatan karena Allah tidak membiarkan diri-NYA dipermainkan (Galatia 6:7).
Pertobatan harus dilakukan setiap hari sampai kita benar-benar berubah. SEBUAH PERTOBATAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH AKAN MEMBAWA KITA PADA SEBUAH SEJARAH BARU. (Yefta)

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger