Rabu, 09 September 2009

MY REPENT


Dulu saya seorang pecandu alkohol. Tiada hari tanpa minuman keras. Sejak masih sekolah di bangku SMA sampai sekitar 4-5 tahun setelah lulus, saya menjadi budak miras. Hidupku penuh pesta pora dan sangat kacau.
Pada suatu kali saya merasa capek mabuk terus tiap hari. “Apakah ada orang yang bisa membebaskanku dari perbuatanku ini?” terlintas pertanyaan itu dalam hatiku. Akhirnya aku berusaha untuk tidak melakukannya lagi, tapi itu sia-sia. Aku tidak bisa lepas dari hal ini dengan kekuatanku sendiri. Ketika seorang teman mengajak untuk minum lagi, aku berusaha untuk menolak dan bilang kalau aku sudah bertobat. Tapi kenyataannya, niat hatiku tergoyahkan. Saya minum lagi. Aku butuh seseorang untuk membebaskanku!!!!
Suatu kali seorang teman mengajakku ke sebuah persekutuan anak-anak muda. Iseng-iseng aku pun datang, persekutuan yang kecil, pikirku, karena hanya terdiri dari sekumpulan kecil anak-anak muda. Namun, ketika pujian mulai dinaikkan, mereka mulai menyembah dengan bahasa yang aneh (karena saat itu aku belum tahu tentang bahasa roh), aku merasakan suatu hadirat yang luar biasa. Begitu merasuk di dalam hatiku. Damai sejahtera yang luar biasa. Aku merasakan kebebasan. Akhirnya aku menemukan Pembebasku. Ya, Dia adalah Yesus Kristus. Aku pun mulai rajin berangkat ke persekutuan yang ‘kecil’ itu, namun begitu besar hadirat-Nya dalam persekutuan itu. Aku mulai belajar untuk melekat pada Pembebasku. Dia memberikanku jubah baru, aku pun menanggalkan jubah lamaku dan mengenakan yang baru. Hidupku tidak kacau lagi, melainkan damai sejahtera Allah yang selalu menyertai.
Saudara, sebuah pertobatan tidak cukup hanya di bibir saja. Apabila kita berbuat dosa dan menyesalinya, kita perlu membuat perubahan yang nyata dalam hidup kita dengan Tuhan beserta kita. Dan satu hal yag perlu diingat, pertobatan adalah sebuah titik awal, selanjutnya adalah tugas setiap kita untuk menjaga hidup kita tetap berkenan di hadapan-NYA. Jangan pernah bermain-main dengan pertobatan karena Allah tidak membiarkan diri-NYA dipermainkan (Galatia 6:7).
Pertobatan harus dilakukan setiap hari sampai kita benar-benar berubah. SEBUAH PERTOBATAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH AKAN MEMBAWA KITA PADA SEBUAH SEJARAH BARU. (Yefta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger