Senin, 24 Oktober 2011

Belajar dari kematian Raja Ahazia


Berkatalah Elia kepada raja: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati." (2 Raja-raja 1:16)
Keingintahuan, rasa penasaran dan selalu bertanya-tanya merupakan sifat dari kebanyakan manusia. Sifat tersebut akan mendatangkan kebaikan bahkan berkat jika di arahkan dengan benar. Misalnya saja jika sifat tersebut kita terapkan terhadap firman Tuhan, maka kita akan selalu haus dan lapar akan kebenaran yang sejati. Dengan kerinduan untuk merenungkan firman Tuhan kita menjadi peka terhadap kehendak Tuhan dan pasti hidup kita akan berhasil bahkan selalu beruntung (Yosua 1:8). Bahkan di dunia sekuler para penemu, ilmuwan dan wirausahawan yang mengimplementasikan sifat ini secara positif dapat membuahkan kemajuan yang besar dalam bidangnya masing-masing, meski mereka terkadang tidak tahu bahwa yang mereka terapkan merupakan prinsip Alkitab. Hidupnya menjadi sukses dan semua rintangan dapat dilewati dengan cara yang luar biasa.
Hal yang keliru dilakukan oleh raja Ahazia, kisah ini diceritakan dalam Alkitab bukan untuk ditiru, melainkan sebagai pembelajaran dan peringatan bagi kita semua untuk selalu berpegang pada firman Tuhan (1 Korintus 10:11). Secara singkat dapat diceritakan bahwa Ahazia merupakan seorang raja yang suatu ketika jatuh dari kisi-kisi kamar atasnya dan kemudian menjadi sakit. Kemudian raja Ahazia menyuruh utusannya untuk bertanya kepada Baal-Zebub (allah asing) perihal penyakitnya itu. Tetapi Tuhan menyuruh Elia untuk menemui utusan tersebut dan menyampaikan firman Tuhan, yang intinya bahwa raja Ahazia tidak akan bangun dan pasti akan mati (2 Raja-raja 1:1-18).
Satu hal penting yang terjadi disini bahwa kematian raja Ahazia bukan hanya sekedar karena sakit penyakitnya. Jika kita cermati kisah raja Ahazia, kematiannya itu lebih disebabkan karena raja Ahazia mengambil sikap dan tindakan yang salah dalam kondisinya itu. Secara sadar sang raja memerintahkan untusan-utusannya untuk datang dan meminta petunjuk kepada Baal. Tindakan ini telah melanggar hukum pertama dari 10 perintah Tuhan. Raja Ahazia telah meremehkan dan tidak memandang Tuhan. Raja Ahazia bukanlah orang yang tidak mengenal Tuhan, dia tentunya telah mengerti kuasa dan mukzijat yang telah Tuhan lakukan pada raja – raja di masa sebelumnya.  
Description: G:\Yemima's photos\EL-A Youth\FILE0009.JPGOleh karena itu, sungguhlah sangat bijak jika kita mau melihat kehidupan kita. Banyak manusia jaman sekarang yang menduakan atau tidak mengutamakan Tuhan. Misalnya saja kita sering kali tertarik dengan ramalan, horoskop ataupun kepada paranormal. Kita sering kali menganggap hal ini secara ringan, bahkan tidak menganggapnya sebagai dosa. Jika saja maksud hati raha Ahazia untuk bertanya kepada baal (walaupun hal tersebut belum sempat terlaksana) sudah bisa membuat nyawanya tidak terselamatkan, bagaimana dengan nasib manusia jaman sekarang?
Jangan sampai akhir hayat kita menjadi sama seperti raja Ahazia, baiklah jika kita sadar dan selalu memperbaharui akal budi kita. Sehingga hanya kepada-Nya lah kita berharap dan berseru. Tuhan memberkati.

Author : Tri Wahyu - Mahasiswa FEB UKSW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger