Selasa, 29 Mei 2012

THE WAY BACK

Dengan cerita epik dan setting yang spektakuler, mau tidak mau mengundang perbandingan dengan Lawrence of Arabia dan Dr. Zhivago. Semuanya dipenuhi medan lokasi yang berat.

The Way Back memang mempunyai setting yang bagus, tapi tidak demikian halnya dalam hal substansi. Tanpa harus dibandingkan dengan film-film klasik tadi, film ini memiliki kekurangan dalam hal perkembangan karakter. Lokasi di Bulgaria, India, dan Maroko membuat film yang bercerita tentang pelarian tahanan Soviet menjadi lebih otentik.

Ada momen-momen yang menggembirakan, dan ada juga saat-saat yang betul-betul menegangkan. Kedua hal ini membuat kisah pelarian menjadi lebih sulit daripada yang anda bayangkan. Diklaim sebagai berdasarkan pada kisah nyata tentang tahanan di penjara Siberia yang melarikan diri, cerita pada The way Back berfokus pada beberapa laki-laki dan seorang perempuan yang menempuh perjalanan sejauh 4000 mil di dataran Siberia yang keras dan Gurun Gobi nan luas di Mongolia. Cerita film ini terjadi kira-kira pada saat Perang Dunia ke-2. Karakter yang ditampilkan adalah tahanan Polandia Janusz (Jim Sturgess), penjahat Rusia Valka (Collin Farrel), orang Amerika yang penyendiri Mr. Smith (Ed Harris), dan Irena yang masih muda (Saoirse Ronan). Mereka semua berjuang di tengah hutan dengan temperatur yang membekukan dan harus melawan kelaparan karena keterbatasan makanan dan air. Mereka juga harus melawan serigala lapar dan sempat berpikir tentang kanibalisme.

Terinsipirasi dari book berjudul The Long Walk: The True Story of a Trek to Freedom, film ini memantul antara film yang memberi inspirasi dengan film membosankan. Tak perlu diragukan, perjalanan panjang memang mengandung 2 hal ini. Film ini dapat menjadi sedikit pengingat bagi kita tentang bagaimana bangsa Israel keluar dari tawanan Mesir untuk menghirup kebebasan. Perjuangan bangsa Israel yang benar – benar tidak mudah untuk membebaskan diri dari perbudakan, sehingga terkadang membuat Israel putus asa dan merasa menjadi tawanan bangsa Mesir jauh lebih baik ketimbang menempuh banyak rintangan untuk merasakan kebebasan. Semangat juang untuk merasakan kebebasan patut ditiru dari film ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger