Jumat, 29 April 2011

Tak Terselami Rancangan-Nya

Pada hakekatnya kehidupan adalah sebuah kenikmatan dan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita sebagai manusia yang dari semula diciptakan Tuhan menurut gambar dan rupa-Nya telah menerima berkat-Nya yang luar biasa. Bahkan dalam Mazmur 8:6-10, dikatakan Tuhan telah membuat kita hampir sama seperti Allah dan telah memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat. Dunia ini diciptakan Tuhan untuk kita. Saat kita berseru maka Tuhan akan menolong kita. Bahkan Tuhan merancangkan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11). Begitu indah arti sebuah kehidupan Saudara,...

“Oh betapa indahnya hidup kita jalani, tiada waktu terlewat tanpa bahagia…”

Tetapi pernahkah Saudara merasakan saat-saat dimana Saudara melihat ada yang salah dalam kehidupan Saudara?? Atau mempertanyakan tentang kehidupan ini?? Atau meragukan kebenaran janji-janji Tuhan?? Saya pernah merasakannya, walaupun saya tidak berkata secara langsung, “ Tuhan kenapa hidup kami seperti ini?!” Atau berkata, “Kami tidak mau kehidupan seperti ini!”, tetapi dalam pikiran dan perbuatan saya mencerminkan hal yang demikian. Saya merasa bahwa saya seharusnya tidak hidup seperti ini, saya tidak seharusnya lahir di keluarga ini. Bukankah saya anak Tuhan?? Kenapa harus ada saat-saat saya tidak bisa makan apa yang orang lain makan? Kenapa saya tidak bisa memakai apa yang orang lain biasa pakai?? Kenapa study saya tidak dapat maksimal?? Kenapa harus selalu saya yang berkorban?? Kenapa keadaan saya seperti ini?? Kenapa saya selalu jadi yang terakhir?? Dan masih begitu banyak persoalan pribadi yang membuat pikiran saya memberontak kepada anugerah Tuhan yang seharusnya saya syukuri. Begitu banyak permasalahan dan beban yang membuat saya tidak dapat melihat kasih Tuhan dalam hidup saya. Terkadang saya mulai sangsi dengan firman-firman Tuhan yang pernah saya dengar. Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang menyesatkan pikiran saya. “Saya tidak menginginkan kehidupan yang glamor atau masa muda yang berfoya-foya, saya hanya ingin kehidupan yang bahagia seperti yang Engkau janjikan Tuhan.”

Dan saat saya mencoba melihat kehidupan yang ada di luar, saya juga melihat banyak hal yang seharusnya tidak terjadi jika memang Tuhan menciptakan anak manusia sebagai mahkluk yang mulia dan sempurna dihadapan-Nya. Saya melihat banyak hal yang tidak adil menurut pandangan saya. Dimana seorang bayi yang belum tahu apa-apa harus lahir cacat, seorang anak yang hidup dijalanan, seorang anak yang menjadi keras hati karena lingkungan dan didikan keluarga. Seorang istri setia yang ditinggal pasangannya, orang percaya yang masih saja hidup kekurangan, seorang yang harus mati karena tidak mampu berobat, atau kaum minoritas yang ditekan sesuai kehendak kaum mayoritas. Dan ada banyak orang yang begitu baik dan taat tetapi mereka tidak mengenal Yesus, mereka hidup taat sesuai ajaran orang tua mereka dari kecil. Bagaimana nasib mereka nanti?? Bagi saya kehidupan ini sangat kacau. Dan yang lebih parahnya saya merasa tidak mampu melakukan apa-apa untuk orang-orang tersebut, sehingga saya lebih mudah menyalahkan Tuhan sebagai pencipta segala sesuatunya.

Dalam hal demikian saya tetap menjadi orang yang beriman,saya tetap memuji dan menyembah Tuhan. Walaupun pikiran saya sangat kacau, saya tidak pernah bertanya langsung kepada Tuhan, saya tidak berkonsultasi tentang pikiran saya ini kepada Tuhan. Dan ini berjalan terus menerus tanpa saya pedulikan, sungguh merupakan sebuah kesalahan yang fatal. Efek dari ketidakberesan ini adalah saya merasa seperti ada duri dalam daging saya. Ada sesuatu yang mengganjal. saya tidak dapat maksimal dalam beribadah dan melayani Tuhan. Dalam pikiran saya yang kacau saya tetap jalan terus sesuai arus dan merasa baik-baik saja. Tetapi Tuhan itu memang baik, Dia adalah Tuhan yang maha tahu dan peduli. Dia adalah Tuhan yang penuh kasih. Sampai suatu saat Tuhan menjamah dan mengubahkan cara pandang saya. Dengan caranya yang lembut dan penuh kasih, Dia mulai membukakan pengertian dalam perkara yang telah saya hadapi. Lewat penyakit ayah saya Dia menjelaskan arti kehidupan yang sejati. Ayah saya adalah orang yang hatinya sangat keras. Pada suatu hari ayah saya jatuh sakit, ini adalah penyakit yang aneh dan serius. Dia merasakan sakit kepala setiap saat dan banyak keluhan yang lain. Ayah saya tidak mampu bekerja lagi dan hanya dirumah saja. Bermacam-macam diagnosa yang dikatakan dokter. Singkatnya, selama 3 tahun lebih kami telah banyak kehilangan waktu, tenaga dan materi tetapi hasilnya masih sia-sia. Hingga baru saya sadari 1 tahun terhakhir ini ada sesuatu yang berubah. Ayah saya mulai intim dengan Tuhan, dia lebih sering berdoa dengan bahasa seadanya, dia mulai sering ingin beribadah dan berdoa bersama. Saya melihat hidup ayah saya jadi lebih baik di banding sebelum dia sakit.

Tuhan menanamkan kepada saya bahwa kehidupan yang sejati bukanlah kehidupan dimana kita merasa berlimpahan, hidup sejahtera, memiliki segalanya atau hal lain yang biasanya digunakan sebagai ukuran oleh orang-orang duniawi. Kehidupan yang sejati adalah saat hati kita melekat di hati Tuhan dan hidup dekat dengan-Nya. Kehidupan yang sejati sebetulnya baru akan kita mulai saat kita kembali kesurga bersama dengan Tuhan.

Tuhan juga mengingatkan saya kepada kesaksian “Nick”, seorang anak yang tidak memiliki kaki dan tangan sejak lahir. Dalam kecacatannya dan kekurangannya, dia tetap mampu menjadi orang yang beriman dan berguna. Dia tidak lagi terpuruk dan menyalahkan Tuhan. Melalui dia kuasa Tuhan juga dinyatakan. Dan yang lebih luar biasanya lagi, dia bisa melakukan aktivitas layaknya orang normal tak bercacat!

Sekarang Tuhan mulai mengubahkan pemikiran dan cara pandang saya mengenai rancangan dan rencana Tuhan yang dasyat terhadap setiap kita. Rancangan Tuhan yang sempurna takkan pernah kita dapat kita pahami dengan otak kita yang kecil ini. Tumbuhkan iman kita dengan mempercayakan segenap hidup kita ke dalam tangan-Nya. Saya percaya bahwa Tuhan tidak hanya ingin memberkati jasmani kita dengan hal-hal yang luar biasa, tetapi Dia lebih ingin menyelamatkan jiwa kita. Untuk bersama-sama menikmati kehidupan yang kekal nantinya.

(Oleh Sdra. Wahyu)

Tuhan peduli kepada setiap kita..

Tuhan memiliki rencana yang indah terhadap setiap kita...

Tuhan ingin menyatakan anugerah-Nya dalam kehidupan kita...

Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. (Mazmur 92:6)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger