Rabu, 24 Agustus 2011

Aku dan Tuhan

Suatu kali aku merasa jenuh, aku benar – benar merasakan sesak oleh karena berbagai pergumulan. Kenapa begitu banyak pergumulan yang harus ku tanggung? Pikiran benar – benar terasa penuh, serasa tidak bisa berpikir dengan jernih. Aku pun mengambil sebuah tindakan, aku harus melepaskan seluruh beban ini!

Lalu, aku menuju ke kamar tidurku, aku berlutut di samping ranjang dan mulai menyembah Tuhan. Setelah sekian waktu aku menyembah, aku pun berbicara kepada Tuhan.

Aku : Tuhan, aku sudah tidak sanggup lagi membiayai sekolah anak – anakku. Sekarang pendidikan benar – benar mahal, tidak seperti dulu lagi. Bahkan sekarang untuk makan saja susah sekali, semua harga kebutuhan naik.

Tuhan : Aku Allah yang sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepadamu, supaya kamu berkecukupan bahkan berkelimpahan dalam segala sesuatu (2 Korintus 9:8). Aku akan memenuhi segala keperluanmu (Filipi 4:19).

Aku : Iya, Tuhan. Tapi aku benar – benar merasa takut dengan keadaan ini. Aku merasa mustahil untuk bisa melewati semua ini. Apakah anakku bisa menyelesaikan studi sampai ke universitas? Benar – benar membuatku stres saat aku memikirkannya.

Tuhan : Nak, bukankah Aku memberikan kepadamu bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan (2 Timotius 1:7)? Dan ingat, meski itu mustahil bagimu, bagiKu tiada hal yang mustahil (Lukas 1:37).

Aku : Terima kasih Tuhan atas semua perhatianMu kepadaKu. Kini aku pun sadar, seringkali aku mengabaikan perhatianMu yang begitu besar. Di saat tidak ada yang mengasihiku, Engkau tetap mengasihiku dengan kasih yang tulus, di saat aku menangis menghadapi beratnya tekanan hidup, Engkau pun turut campur tangan. Terima kasih Tuhan.

Tuhan : Dengar nak. Aku ini adalah Bapamu, bagaimana Aku dapat membencimu? Aku sangat mengasihimu (Yohanes 16:27). Dan kau tahu kenapa Aku begitu mengasihimu? Karena engkau begitu berharga di mataKu (Yesaya 43:4). Bersabarlah dalam penderitaan yang engkau hadapi, dan tetaplah setia sampai tiba waktunya Aku datang menjemput engkau.

Saudara, kita telah merdeka, tidak boleh ada lagi belenggu – belenggu yang mengikat kita. Entah itu persoalan hidup maupun keinginan daging kita. Sadari ini, Bapa kita di Sorga begitu mengasihi kita, dan mari kita terus hidup di dalam kasih anugerahNya. Tuhan memberkati.

(Author : Yefta Wahyu Bendahara EL'A Youth Ministry)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel ini bisa dikomentari melalui kotak dibawah ini

Pengikut Akun Facebook

Pengikut akun Twitter atau Blogger